Rafael dan Airin sekarang berada di sebuah Restoran di kota ini, ternyata Rafael mengajaknya dinner sebab mereka sudah lama tidak jalan berdua.
"Sayang habis ini mau langsung pulang apa mau jalan-jalan dulu?" tanya Rafael.
"Aku mau jalan-jalan dulu deh, bosen di rumah terus." ucap Airin.
"Hmm oke selesai ini kita jalan-jalan," ucap Rafael.
Mereka melanjutkan makan malam romantis tanpa ada yang mengganggu ketenangan mereka. Beberapa menit kemudian Rafael dan Airin sudah selesai makan, mereka beranjak dari kursi setelah membayar semua makanan itu, lalu keluar restaurant menuju ke mobil Rafael.
Di dalam mobil Rafael terus menggenggam tangan Airin, sementara tangan sebelahnya memegang stir mobil, sesekali Rafael mencium tangan Airin membuat sang empu selalu tersenyum.
Sampainya mereka mereka di tempat tujuan, Rafael menghentikan mobilnya dan mengajak Airin turun. Ternyata Rafael mengajaknya ke taman, disana begitu ramai karena banyak para pengunjung yang berdatangan sambil mengajak pasangan masing-masing.
"Sayang kita kesana yuk," ajak Rafael pada Airin.
Rafael dan Airin menuju ke kursi taman dekat dengan air mancur tanpa melepaskan genggaman mereka, Airin begitu kagum melihat pemandangan disana malam itu.
"Raf, tempatnya bagus aku suka," ucap Airin lembut sambil tersenyum senang.
"Disini memang sangat bagus yang, liat aja para pengunjung disini lumayan banyak," ucap Rafael.
Airin kemudian berdiri dan berjalan ke arah air mancur itu, dia melihat lampu di sekitara air mancur itu yang berwarna-warni. Rafael pun ikut berdiri menghampiri sang kekasih, Rafael menatap wajah Airin dengan intens. Seketika ia mengerutkan keningnya karena melihat pipi sebelah kanan Airin bengkak dan sudut bibirnya seperti ada tanda lebam.
"Sayang coba liat sini," ucap Rafael membalikkan badan Airin.
Airin bingung dengan wajah Rafael yang melihatnya dengan tatapan heran.
"Ini wajah kamu kenapa? kok kayak bengkak, dan bibir kamu kenapa?" tanya Rafael dengan serius.
Deg!
Airin menjadi kaku mendengar pertanyaan dari Rafael, dia tidak tahu harus menjawab apa. Sementara Rafael terus memerhatikan sikap gugup dari pacarnya.
"I--ini gak sengaja kepelest waktu di toilet sekolah," ucap Airin gugup tanpa menatap wajah Rafael, ia takut jika ketahuan berbohong.
"Bohong! ini seperti bekas tamparan, jawab aku Airin siapa yang melakukan ini semua?" tanya Rafael meninggikan suaranya.
"Maaf, tapi ini udah gak sakit lagi beneran," ucap Airin menunduk.
"Aku tanya siapa yang melakukan ini, Airin!" sentak Rafael yang sudah emosi
"Bukan siapa-siapa." ucap Airin dengan mata yang sudah berkaca-kaca menahan tangis. Airin kaget dengan bentakan dari Rafael, karena ini pertama kalinya ia di bentak sang pacar.
Rafael yang melihat Airin tengah menahan tangis langsung memeluknya. Rafael memeluk Airin dengan erat sambil mengelus rambutnya dan berkata "Maaf sayang," Detik itu juga tangis Airin pecah saat mendengar permintaan maaf dari Rafael.
"Maafin aku sayang, aku gak bermaksud ngebentak kamu tadi aku kebawa emosi maafin aku," ucap Rafael mencoba menenangkan Airin yang menangis di pelukannya.
Airin hanya menjawab dengan anggukan kepala, sambil terus menangis di dekapan Rafael. Di rasa Airin sudah tenang dia melepaskan pelukannya dan menatap wajah cantik milik Airin, Rafael bisa melihat mata Airin sudah sembab akibat menangis barusan, dia menghapus sisa-sisa air mata Airin.
"Sayang kita pulang, ya? kamu istirahat aja di rumah," ucap Rafael lembut.
"Iya Raf." balasnya.
Lalu mereka berjalan meninggalkan taman itu dan kembali pulang. Di dalam mobil tidak ada yang memulai pembicaraan hanya diam satu sama lain, mereka fokus dengan pikirannya masing-masing. Hingga mobil Rafael berhenti di sebuah rumah yang mewah milik ayah Airin.
Airin kemudian turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam, Rafael menatap Airin yang tanpa mengucapkan satu kata pun padanya sebelum keluar dari mobil.
Sampainya dia di dalam, dia langsung menuju kamar tanpa menghiraukan keberadaan tuan Jason dan lainnya. Sampai di kamar Airin masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, dan keluar dengan memakai baju piyama.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar pintu kamar Airin, ia segera berjalan ke arah pintu dan membukanya. Di depan sana terlihat Aurel dengan tangannya yang di lipat di dada sambil menatapnya sinis.
"Ngapain lo?" tanya Airin menatap ke arah lain.
"Gue mesti bilang sama lo berapaka kali, lo harus jauhin Rafael, dia itu milik gue!" sentak Aurel.
"Maaf, gue gak bisa ikutin permintaan lo itu. Jadi pergi dari sini," ucap Airin dingin.
"Waw ... jadi lo gak mau ya? oke, gue akan bikin Rafael benci sama lo dan akan milih gue di banding lo!" ucap Aurel tersenyum miring.
Lalu Aurel mengambil ponsel di dalam sakunya dan memperlihatkan sebuah foto dimana Airin sedang bersama seorang pemuda yang baru mengantarnya pulang dari rumah sakit. Airin membelalak kan matanya melihat dirinya dengan pemuda di foto itu.
"Lo dapat dari mana foto itu, Aurel?" tanya Airin menatap tajam Aurel.
"Lo gak perlu perlu nanya dari mana gue dapat foto ini, yang jelas besok gue akan tunjukin pada Rafael jika pacarnya selingkuh," ucap Aurel lalu berlalu dari hadapan Airin.
"Sialan!" maki Airin.
"Sebelum foto itu di tunjukkan Aurel sama Rafael, gue harus lebih dulu menjelaskannya besok," ucap Airin, dia tidak mau jika Rafael salah paham dengannya. Bahkan dirinya saja tidak tahu siapa nama pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Genel KurguApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...