Hari ini semua mahasiswa tingkat akhir akan melakukan sidang skripsi, termasuk dengan Airin. Ia dan Amel langsung bergegas menuju ruangan yang akan di selenggarakan sidang skripsi.
Memakan waktu berjam-jam di dalam ruangan tersebut, akhirnya mereka sudah selesai. Setelah itu Airin dan Amel keluar dari ruangan sidang menuju ke kantin kampus untuk mengisi perut mereka.
Di kelas lain juga Alvaro dan Julian baru saja keluar dari ruangan sidang.
"Al, kantin dulu, yuk?" ajak Julian.
"Hmm,"
Mereka melangkahkan kaki menuju kantin. Sampainya di sana, Julian melihat di sana juga ada pacar sahabatnya bersama temannya Amel.
"Al, itu bukannya, Airin?" tanya Julian sambil menunjuk kursi yang di tempati Airin dan Amel.
"Kita kesana aja, gabung sama mereka," ucap Julian lalu menarik tangan Alvaro.
"Hai, Airin. Gue sama Alvaro boleh gabung disini, gak?" tanya Julian tersenyum.
"Iya boleh," balas Airin.
Alvaro segera mengambil tempat duduk di dekat Airin, sedangkan Julian duduk di samping Amel. Amel merasa tidak enak duduk di samping temannya Alvaro.
"Al, aku mau pesan apa? nanti aku pesanin," tanya Airin.
"Samain sama punya kamu aja," ujar Alvaro tersenyum.
"Oh, iya. Tunggu sebentar," ucap Airin berjalan memesankan pesanan sang pacar sekalian dengan Julian.
Tak lama kemudian Airin balik dan kembali duduk.
"Ah, iya. Amel, kenalin ini Julian sahabatnya Alvaro," ucap Airin tersenyum memperkenalkan Julian pada Amel.
"Julian," ucap Julian ramah sembari tersenyum dan mengulurkan tangan pada gadis cantik di sampingnya.
"Amel," Amel tersenyum kikuk lalu membalas uluran tangan Julian.
"Udah, Jul. Gak usah modus pegang tangan Amel," ucap Alvaro terkekeh.
"Udah biarin mereka aja," ucap Airin mengomeli Alvaro.
"Iya, sayang. Kamu pulangnya bareng aku aja gimana?" tawar Alvaro.
"Emm kayaknya aku gak bisa deh, Al. Aku bawa mobil,"
"Oh iya, langsung pulang jangan mampir kemana-mana," ucap Alvaro memperingati Airin.
"Iya, Al. Cerewet amat sih hehe,"
"Maklum es udah cair." sahut Julian tertawa.
Sedangkan Amel yang sudah sangat jengah duduk di sana akhirnya berpamitan pada Airin dan dua pemuda itu.
"Airin, gue balik dulu ya. Gak apa-apa 'kan?" tanya Amel.
"Mau pulang sekarang?"
"Iya, aku ada urusan di rumah. Gue bakal ngabarin lo lagi nanti," ucap Amel.
"Mau gue anter, Mel?" tawar Julian pada Amel.
"E-enggak usah, aku pulang sendiri aja. Bye," ucap Amel menolak lalu pergi.
"Emang enak di tolak hahaha," ucap Alvaro mengejek.
"Sialan lo, Al!" umpat Julian.
"Udah, kita pulang sekarang aja aku udah selesai makan," ucap Alvaro pada Airin.
"Tapi Julian di tinggal sendiri disini?" tanya Airin merasa tidak enak.
"Udah gak apa-apa, sayang. Dia udah biasa sendiri ini karma untuk dia karena sering gonta-ganti cewek, hati-hati Amel bakal jadi sasaran dia selanjutnya," ucap Alvaro tertawa.
"Wah-wah, nih anak berani banget jelekin gue. Belum tau pesona seorang Julian ini membuat para gadis ingin nempel terus sama gue," ucap Julian bangga.
"Al, gak boleh ngomong gitu," ucap Airin pada Alvaro yang menatapnya sembari tersenyum.
"Dih, Amel aja gak mau deket ama lo juga. Mana langsung pergi lagi. Mungkin jengah di samping lo haha." ucap Alvaro lalu secepatnya ia menarik tangan Airin pergi dari kantin tersebut.
Sedangkan Julian melontarkan sumpah serapahnya pada sahabat laknatnya Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Ficción GeneralApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...