PART 37

92 2 0
                                    

Kini sudah jam pulang  Airin bergegas untuk keluar kelas bersama Anantha, Amel dan juga Adelia. Mereka tengah berjalan bersama menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran ketiga sahabat Airin membulatkan mata saat melihat mobil sport yang Airin bawa. Saat itu juga Airin sudah menceritakan jika ayah angkatnya sudah membelikan dia mobil.

"Daebak! tuh bokap lo baik banget dah Airin," ucap Amel dengan menggunakan bahasa korea di awal kata.

"Nih mobil keren amat guys, cocok banget sama pemiliknya yang gak kalah keren," ucap Anantha.

"Ho'olah, sekali-kali ajak kita jalan-jalan yo." gurau Adelia cengengesan dan menyiku pelan lengan Airin.

"Kalian ini." ucap Airin tertawa melihat kelakuan sahabatnya.

Lalu Airin berpamitan pada sahabatnya untuk langsung pulang ke rumah karena mengingat di rumah hanya ada bundanya.

Airin sekarang tengah mengemudikan mobil menuju rumah. Tetapi dia berniat ingin singgah di suatu supermarket yang tak jauh dari sekolahnya. Airin memberhentikan mobilnya dan turun dari mobil lalu berjalan masuk ke dalam supermarket tersebut.

Disana dia tengah melihat-lihat kebutuhan untuk wanita dan juga memilih beberapa cemilan untuknya. Setelah semuanya sudah di bayar Airin, dia kembali ke dalam mobilnya lalu menjalankan mesin mobilnya.

Belum beberapa lama Airin melihat ada beberap orang tengah berkumpul di dekat lampu merah, entah apa yang tengah mereka lakukan disana. Begitulah pikian Airin.

"Itu ada apa yah?" tanya Airin pada dirinya sendiri.

Karena merasa penasaran Airin turun dari mobilnya dan berjalan menuju kerumunan tersebut.

"Permisi Bu, Pa, Ini ada apa?" tanya Airin pada ibu dan bapak-bapak yang ada disitu.

"Itu neng, nyonya ini tadi di jampret orang. Tapi alhamdulillah tas nyonya ini tidak jadi di ambil karena kami disini telah melaporkan pencuri itu ke kantor polisi," ucap salah satu ibu-ibu.

"Astaghfirullah," ucap Airin beristighfar lalu menghampiri ibu yang sedang merapikan pakaiannya itu.

Airin bisa melihat dari penampilan ibu itu bahwa dia bukan orang biasa, dan juga masih terlihat cantik meskipun sudah terlihat keriput di wajahnya.

"Ibu tidak apa-apa?" tanya Airin dengan raut wajah cemas.

"Ibu tidak apa-apa nak," ucap ibu itu.

"Bagaimana kalau kita ke caffe situ aja dulu Bu." ajak Airin tersenyum ramah pada ibu itu.

Ibu hanya mengangguk dan tersenyum lalu berjalan bersama, Airin membantu ibu itu berjalan. Sesampainya mereka di caffe tersebut, Airin dan ibu itu sudah duduk dan tengah menunggu pesanan mereka. Tak menunggu lama akhirnya pesanan mereka sudah sampai dan sudah siap di santap.

"Ohya Bu, Ibu kenapa sampai di jampret kayak tadi memangnya Ibu mau kemana?" tanya Airin.

"Ibu baru saja pulang dari rumah teman Ibu, tapi gak taunya hampir kena jampret," jelas ibu itu sambil merutuki kebodohannya.

"Ya ampun ... lain kali hati-hati ya Bu." ucap Airin khawatir.

Ibu itu tersenyum dan tidak menyangka jika gadis cantik yang sedang menolongnya ini begitu baik hati. Andai jika putranya memiliki calon istri seperti ini pasti dia sangat bersyukur.

"Oh ya nak, Ibu pulang dulu." ucap ibu itu berpamitan pada Airin.

"Ibu pulangnya biar saya antar, takutnya ada apa-apa di jalan. Ibu tunggu sebentar di sini saya mau bayar dulu pesanan ini," ucap Airin akan melangkahkan kakinya tapi hendak di tahan oleh ibu itu.

"Tidak perlu nak, biar Ibu saja yang membayar ini," ucap ibu itu.

"Udah Bu, gak apa-apa hari ini saya akan mentraktir Ibu hehe." ucap Airin tersenyum lalu pergi untuk membayar pesanan mereka.

Tak lama Airin kembali dan mengajak ibu itu keluar dari caffe menuju mobil Airin.

___

Butuh waktu setengah jam akhirnya Airin sudah sampai di depan rumah tak kalah mewah  dari milik ayahnya. Ibu itu langsung keluar dan berniat ingin mengajak Airin untuk mampir tapi sayang Airin menolaknya secara halus.

"Ayo mampir dulu nak," ucap ibu itu tersenyum lembut.

"Lain kali aja Bu, saya mau langsung pulang aja takut kemalaman dan juga di rumah cuma Bunda saya sendir. Takut Bunda nyariin saya," ucap Airin terkekeh sedikit.

"Oh iya nak, hati-hati di jalan." ucap ibu itu tersenyum.

Airin hanya menampilkan senyum manisnya dan mengemudikan mobilnya meninggalkan halaman rumah mewah milik ibu itu.

𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang