Sementara di rumah milik pemuda yang beberapa hari lalu membantu Airin, terlihat dirinya sedang berkutat dengan leptop miliknya. Ia adalah pewaris tunggal perusahaan Dirgantara Group, yang di dirikan oleh ayahnya.
Pemuda itu tengah mengerjakan tugas perusahaan milik ayahnya yaitu perusahaan Dirgantara Group. Salah satu perusahaan yang terkenal di kota ini bahkan memiliki cabang di beberapa negara.
Orang tua Alvaro juga sudah berada di Indonesia. Urusan mereka sudah selesai dan telah menyelesaikan pekerjaan ayahnya yang berada di luar negeri.
Ayahnya sengaja menyuruhnya untuk mengerjakan dan sekalian membantu menyelesaikan tugas kantor karena dirinyalah pewaris satu-satunya di keluarga mereka.
Sebab dia sendiri tahu jika dia wisuda nanti dia akan menggantikan ayahnya sebagai seorang CEO di perusahaan Dirgantara Group, jadi mulai sekarang dia mulai belajar mengelola perusahaan tersebut.
Nama pemuda itu ialah Alvaro Danial Dirgantara, putra tunggal dari pak Dawin Danudaksa Dirgantara dan ibu Megawati Syahrain. Alvaro sudah berusia 20 tahun. Dia juga memilik sifat cuek, posesif dan manja ketika sudah bersama dengan orang yang ia sayang.
Alvaro juga memiliki dua orang sahabat yaitu Julian Aksara, Rizky Leonar dan Frans. Mereka bertiga sekelas.
Ketiga sahabat itu sudah mengenal jauh lebih dalam sifat dari sahabat mereka Alvaro karena mereka sudah kenal lama bahkan dari mereka SD sampai duduk di bangku kelas XII SMA mereka tetap bersama.
Karena sudah serius mengerjakan tugas perusahaan ayahnya, Alvaro tidak menyadari jika mamanya berjalan mendekatinya.
Terlihat wanita paruh baya tetapi masih keliatan cantik di umur yang sudah terbilang cukup tua, wanita itu tersenyum kala melihat putra semata wayangnya tengah serius dengan leptopnya.
"Al? ayo makan dulu nak," ajak ibu Mega pada putranya.
Alvaro yang tersadar akan kehadiran sang mama langsung mengalihkan pandangannya dan menatap kearah ibu megawati.
"Eh Mama, nanti Al makan kalau udah selesaiin pekerjaan Al dulu," ucap Alvaro tersenyum.
"Makan dulu sayang, nanti lanjutin lagi selesai kamu makan," ucap sang mama.
"Iya Ma." ucapnya pasrah lalu beranjak dari kursi dan berjalan keluar kamar bersama sang mama.
Sampai di ruang makan mereka sudah menikmati makan malam mereka dengan keadaan tenang, kadang Alvaro sama ayahnya tengah membicarakan soal perusahaan kantor miliknya.
"Al, apa kamu sudah mengerjakan tugas kantornya?" tanya pak Dawin di sela-sela makannya.
"Udah Pa," balasnya seadanya.
Pak Dawin hanya mengangguk-nganggukkan kepala pertanda paham.
"Pa, kamu jangan selalu nyuruh Al buat ngerjain tugas kantor dulu. Kan Papa tau Al masih sekolah dan juga Al harus fokus pada ujian kelulusannya nanti," sahut ibu Megawati.
"Papa tau Ma, hanya saja Papa mau Al itu sudah bisa mengelola perusahaan Papa mulai dari sekarang jadi dia bisa menggantikan Papa sebagai CEO nanti kalau Al sudah selesai sekolahnya dan menyeleaaikan kuliahnya nanti." ucap pak Dawin.
Alvaro hanya diam dan sedikit tersenyum mendengar penuturan sang ayah, karena itu memang akan menjadi tugasnya sebagai seorang anak.
Siapa lagi yang akan menggantikan ayahnya kalau bukan dia, karena dia tidak punya saudara.
"Mama tenang aja Al bisa mengatasi semua itu, dan yah Al juga sering belajar tentang mapel ujian sekolah kok." ucap Alvaro tersenyum.
Mama Alvaro hanya tersenyum ke arah Alvaro, bangga dengan putranya iu.
"Selesai lulus sekolah nanti kamu mau melanjutkan study kamu dimana, Al?" tanya pak Dawin.
"Al maunya di negara sendiri aja Pa," ucap Alvaro.
"Memangnya kamu gak mau kuliah di luar negeri gitu kayak teman-teman kamu? kan lebih baik di luar negeri juga, 'kan?" tanya pak Dawin kembali.
"Memang baik dan juga bagus Pa, tapi Al hanya ingin kuliah di negara Al sendiri," ucap Al.
"Baiklah." balas pak Dawin pasrah karena tidak mau memaksakan putranya.
"Sayang, apa kamu sudah punya, pacar?" tanya sang mama tiba-tiba.
Yang di tanya seperti itu hampir saja tersedak karena mendengar pertanyaan dari sang mama. Bisa-bisanya mamanya menanyakan itu di saat mereka sedang makan.
"Mama ngomong apaan sih, Ma? Al hampir keselek nih," ucap Al kesal.
"Lah, kan Mama cuma nanya aja Al. Kamu sendiri makannya gak hati-hati jadi hampir keselekkan," sahut mamanya menahan tawa melihat raut wajah kesal Alvaro.
"Mama sih kasih pertanyaannya aneh begitu," ketus Alvaro setelah meneguk air putih.
"Apanya yang aneh Al, kan Mama nanya kalau kamu udah punya pacar apa belum?" tanya mama kembali.
"Iya, Al udah punya pacar. Apa Mama puas?" jawab Alvaro malas.
Sedetik itu juga mata pak Dawin dan istrinya langsung melotot dan menatap Alvaro tidak percaya dengan apa yang di ucapkan barusan.
"Beneran, Al?" tanya mamanya memastikan.
"Yang kamu bilang tadi itu benar apa tidak?" tanya papa Alvaro juga yang ikutan kepo.
"Papa sama Mama kepo deh." ucap Alvaro malas.
Alvaro langsung jengah dan memutar bola matanya malas saat melihat wajah serius dari kedua orang tuanya, akhirnya Alvaro beranjak dari kursi dan berjalan menuju lantai atas dimana kamarnya tertera disana. Alvaro meninggalkan papa dan mamanya yang tengah meminta penjelasan padanya.
Sementara papa dan mamanya menjadi kesal karena menunggu jawaban dari sang anak akan tetapi Alvaro tidak menjawab pertanyaan mereka.
"Al, kalau beneran kamu udah punya pacar jangan lupa kapan-kapan di ajak main ke rumah trud kenalin sama Mama dan Papa. Awas aja kalau gak ada." ucap sang mama sambil berteriak.
Alvaro hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah mamanya seperti itu, sedangkan pak Dawim hanya tersenyum melihat kelakuan putranya.
"Gak nyangka Alvaro kita udah besar sekarang bahkan dia sudah punya pacar ya, Ma?" ucap pak Dawin.
"Iya dong Pa, masa anak kita pertumbuhannya gitu-gitu aja," ucap ibu Megawati dengan nada sedikit ngegas.
"Mama jawabnya gak usah pake ngegas juga kale," tegur pak Dawin.
"Suka-suka Mama lah." ucap ibu Megawati lalu pergi meninggalkan suaminya di meja makan yang tengah kesal dengan kelakuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Ficção GeralApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...