Keesokan harinya Alvaro baru saja selesai sarapan pagi dan akan bersiap-siap berangkat ke kampus. Selesai berpamitan pada pembantunya Alvaro sudah mengemudikan mobilnya menuju kampus.
Sampai di kampus dia tidak sengaja berpapasan dengan Bella. Alvaro langsung menatap Bella dengan tatapan datar dan juga dingin. beda dengan gadis itu Bella malah tersenyum dan menghampirinya.
Sementara Airin yang baru sampai juga tidak sengaja melihat Alvaro dan Bella tengah bersamaan, Airin merasa cemburu lagi dengan keberadaan Bella di samping Alvaro walaupun Airin tahu jika Alvaro tidak berbuat apa-apa dan tatapan mereka pun saat itu saling bertemu.
Amel yang melihat Alvaro dan Bella langsung menarik Airin menjauh dari tempat itu, Airin yang tersadar langsung memutuskan pandangannya pada Alvaro dan berjalan meninggalkan tempat itu.
Alvaro merasa jengah dengan keberadaan Bella, akhirnya ia memutuskan untuk pergi tapi tangannya sudah di tahan oleh Bella.
"Lepasin," ucap Alvaro dingin.
"Lo kenapa sih, Al? kok kayak marah sama gue?" tanya Bella lalu melepaskan tangannya.
"Gue ingetin sama lo, jangan pernah nunjukin wajah lo di hadapan gue, Bella. Gara-gara permintaan gak jelas lo itu Airin marah sama gue," ucap Alvaro tegas.
"Ya apa hubungannya sama gue, Al. Kan kita cuman jalan doang gak ngapa-ngapain, cewek lo aja yang kelewatan," jelas Bella santai.
"Buang-buang waktu ngomong sama orang kayak lo." ucap Alvaro sambil berlalu.
Bella mengepalkan tangannya karena merasa geram dengan Alvaro, saat itu juga Bella tersenyum puas."Ini baru rencana awal gue, Al. Gue bakal bikin lo sama Airin berpisah dengan cara gue sendiri. Karena lo hanya milik gue bukan orang lain," gumam Bella tersenyum jahat.
Beberapa jam kemudian mata kuliah Airin hari ini sudah selesai. Dia melirik arloji yang melingkar di tangannya dan sekarang sudah menunjukkan pukul 02:15.
Airin menawarkan Amel pulang lagi bersamanya tapi sayang sahabatnya itu menolak karena alasan dirinya juga tengah membawa mobilnya.
Airin pun memutuskan unuk pulang sendiri. Sampainya ia di parkiran, Airin segera masuk ke dalam mobil dan sudah mengemudikannya keluar dari area parkiran tersebut.
Di perjalanan Airin masih saja terpikir tentang masalahnya dengan Alvaro beberapa hari yang lalu, Airin masih sangat kecewa karena Alvaro berbohong.
Airin memutuskan untuk tidak langsung pulang dia berniat ingin mampir ke pantai, karena pantai adalah salah satu tempat yang Airin suka dan tempat itu juga mungkin akan lebih menenangkan dirinya.
Akhirnya mobil itu sudah berhenti di pantai yang pernah ia datangi bersama Alvaro. Airin keluar dan berjalan menuju ke tepi pantai. Airin tersenyum sembari menikmati hembusan angin yang menerpa wajah cantiknya.
"Sejuknya," gumam Airin tersenyum kecil.
Tanpa Airin sadari jika seseorang tengah menatapnya sembari tersenyum, dari tatapan itu ada rasa rindu yang ia ingin utarakan pada gadis itu.
Seseorang itu adalah Alvaro. Dia sempat melihat mobil Airin keluar dari parkiran dan secepat mungkin mengikuti mobil yang di kendarai Airin.
Alvaro saat itu mengerutkan keningnya karena saat ini mobil Airin bukan menuju rumah melainkan tempat lain, tapi karena mengetahui jika Airin pergi ke pantai ia sedikit merasa lega.
Airin begitu menikmati kesejukan di pantai itu, sampai ia di kejutkan dengan suara yang sangat di kenalinya. Airin menoleh ke samping dan betapa terkejutnya saat dia melihat Alvaro tengah berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Tiểu Thuyết ChungApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...