Hari ini Airin baru selesai dengan mata kuliahnya, ia berniat akan pergi ke tokoh buku, Airin akan membeli buku untuk skripsinya nanti.
Tapi sebelum pergi Airin sempat mengirim chat WA pada Alvaro untuk mengatakan jika dia dan sahabatnya Amel mau pergi ke tokoh buku.
"Mel, kita ke tokoh buku bentar," ajak Airin pada Amel.
"Oke, tapi pakai mobil masing-masing, ya? soalnya gue bawa mobil juga," ucap Amel.
"Okee, yuk."
Lalu kedua gadis cantik itu berjalan menuju parkiran lalu mengemudikan mobil mereka menuju tokoh buku.
Akhirnya mobil Airin dan Amel berhenti di salah satu tokoh buku. Mereka keluar dari mobil dan bergegas masuk ke dalam untuk mencari buku yang mereka butuhkan.
Kini Amel dan Airin begitu serius mencari buku yang mereka cari, karena butuh waktu setengah jam untuk mereka mencari buku tersebut. Apalagi buat mahasiswa yang tingkat akhir seperti mereka.
Akhirnya buku yang mereka cari sudah mereka temukan dan bergegas untuk membayar buku itu. Selesai dari tokoh buku Airin dan Amel pulang ke rumah masing-masing.
Di tempat lain Alvaro sedang duduk bersama Julian di Cafe tempat biasa mereka ngumpul.
"Al, kan sebentar lagi kita wisuda nih ... lo mau
gantiin bokap lo jadi CEO di perusahaan?" tanya Julian."Hmm," jawab Alvaro seadanya.
Julian hanya manggut-manggut tanda paham.
"Lo gak ada niatan buat mengajak Airin ke jenjang yang lebih serius gitu?" tanya Julian yang sontak saja membuat Alvaro menatapnya.
"Gue belum terpikirkan soal itu, Jul. Gue pengen memantapkan diri gue dulu baru akan lamar Airin," jelas Alvaro.
"Yaelah, Alvaro. Lu ini udah mapan di usia lo yang sekarang ini,"
"Gue tau,"
"Lah, trus lo mau nunggu apa lagi? ntar Airin keburu di lamar Rafael mantannya," ucap Julian becanda.
"Sialan, lo! jangan pernah sebut nama Rafael di hadapan gue," ucap Alvaro menatap Julian tajam.
"Hehehe ... maaf, gue becanda doang." ucap Julian tengah menyengir kuda.
"Gue pulang." ucap Alvaro.
Alvaro beranjak dari kursi sembari berlalu dari hadapan Julian, sedangkan Julian hanya menatap heran dengan tingkah Alvaro yang tiba-tiba berubah.
"Wah ngambek tuh anak," gumam Julian.
Alvaro melajukan mobilnya menuju ke rumah, tiba-tiba di perjalanan ponsel Alvaro berdering. Alvaro melihat jika yang menelfonnya adalah sang mama.
📞
"Halo, ada apa, Ma?" tanya Alvaro."Mama sama Papa akan pulang besok lusa, karena sebentar lagi kamu wisuda 'kan sayang?" tanya sang Mama.
"Iya, Ma. Alvaro bakal jemput Mama sama Papa di bandara,"
"Gak perlu sayang, kamu tunggu kami di rumah aja. Soalnya Papa kamu udah hubungi supir
untuk menjemput Mama sama Papa,""Oh yaudah, Ma. Alvaro matiin dulu telponnya yah, Ma. Alvaro masih di perjalanan ini,"
"Iya, sayang. Hati-hati,"
"Iya Ma."
Lalu sambungan telpon pun terputus Alvaro segera melajukan mobilnya. Berapa menit kemudian ia sudah sampai di rumahnya, lalu bergegas masuk ke dalam.
"Tuan, Al. Makan dulu bibi udah siapin makanan untuk tuan," ucap Bi Iza.
"Iya, Bi. Al ganti baju dulu,"
"Iya tuan."
Lalu Alvaro menaiki tangga menuju kamar setelah itu ia akan turun untuk melakukan makan siangnya.
Di rumah Airin, ia masih stay di kamar sembari mengerjakan dan juga mempelajari skripsi yang tengah ia buat. Tiba-tiba datang sang bunda menghampirinya.
"Airin, ini Bunda bawain roti sama jus. Kamu makan dulu ya," ujar bunda lalu menaruh roti dan jus di sebelah Airin.
"Makasih Bunda,"
"Bunda ke bawah dulu nemenin Ayah nonton,"
"Siap Bunda."
Lalu ibu Sri keluar dari kamar Airin, meninggalkan putrinya yang sedang fokus belajar.
Tiba-tiba ponsel Airin berdering, dia segera meraih dan melihat ternyata Alvaro sedang melakukan panggilan video.
📞
"Hai Al," sapa Airin tersenyum."Sayang, aku mau ngasih tau sama kamu kalau besok lusa Mama sama Papa mau pulang ke Indonesia. Aku bakal ngajak kamu untuk ketemu sama Mama dan Papa," jelas Alvaro dengan raut wajah semangat.
"Iya, Al. Kamu bakal jemput Mama sama Papa kamu?"
"Enggak, sayang. Supir pribadi Papa yang akan menjemput mereka, aku hanya di suruh nunggu di rumah aja,"
"Oh iya,"
"Kamu lagi ngapain? ngerjain skripsi?"
"Iya, Al. Skripsi kamu udah selesai, ya?"
"Udah sayang, mau aku bantu buat skripsinya atau ada yang mau kamu tanyain?"
"Enggak ada, Al. Aku udah paham kok,"
"Ah iya-iya, semangat dikit lagi kita wisuda,"
"For you too dear,"
Alvaro tertawa kecil mendengar ucapan sang pacar.
"Oh ya, sayang. Aku matiin dulu telponnya, nanti aku hubungin kamu lagi,"
"Iya, Al. Daah,"
Lalu Airin menyudahi panggilan video call tersebut dan kembali belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Ficción GeneralApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...