59. JEJAK INFORMASI

7.7K 825 62
                                    

AKU TANTANG KALIAN UNTUK KOMEN DI SETIAP PARAGRAF, SIAP NGGAK?!

Happy reading🌈

JANGAN LUPA BACA NOTE DIPALING BAWAH👇🏻

NOTE DIBAWAH AKAN MENJAWAB SEMUA KEBINGUNGAN KALIAN.

•••

           59. JEJAK INFORMASI.

            Bima menyugar rambutnya dengan jemari tangannya ketika segerombolan adik kelas berjalan melewatinya. Bima tidak pernah melewati satu kesempatan pun untuk menebar pesona. Bima menegakkan tubuhnya dengan gagah, kemudian bersiul dan mengedipkan sebelah matanya. Salah satu adik kelas yang menjadi incarannya itu mendadak salah tingkah hingga pipinya memerah.

             "Dek, pasien yang terkena gejala rindu biasanya dilarikan kemana ya, dek?" tanya Bima pada adik kelasnya itu.

            "Nggak tau tuh kak.."

            Bima memberikan isyarat pada adik kelasnya untuk mendekat kearahnya. Saking polosnya, gadis itu mendekat sesuai arahan Bima.

             "Ke ruang i see you." bisik Bima. Gadis itu menunduk malu ketika teman - temannya menggodanya. Devyra menyaksikan sendiri apa yang telah dilakukan Bima sehingga membuatnya cemburu. Ia menggepalkan kedua tangannya dan menggerutu kesal.

            "Wajahmu yang indah bagaikan sabu, ingin terus kulihat walau kayak asu." ujar Devyra pelan, ia sudah terlanjur kesal dengan Bima yang ternyata tidak berubah sama sekali. "Awas aja, gue yasinin modar lo!"

             "Ah banyak omong lo karburator supra!" damprat Pradipta.

"Ganteng doang, suruh jadi iman dorong - dorongan." ujar Dewa menyindir. "Laki itu harus jadi iman yang baik, kalau nebar pesona doang gua mah juga jago. Canda jago."

"Bismillah headshot. Jika dia jodohku, dekatkanlah. Jika bukan, temennya juga lucu. Gapapa." ujar Bima lagi.

"Lo kapan matinya?" tanya Radya. Membuat Fajar, Dewa, Pradipta dan Kazan lantas tertawa. Sekalinya ngomong pedes.

"Adek - adek gemes nan polos, kalau bisa jauhin cowok semacam bang Bima ya, dia mah sekalinya liat cewek cantik langsung nganceng. Ceweknya banyak, pawangnya juga galak."ujar Pradipta."Hayuk sama bang Dipta aja, pacaran sama abang mah simple, walaupun nggak ada yang ngingetin 'sayang udah makan belum?' Abang tetep nekat makan."

Pradipta diabaikan, segerombolan adik kelas yang berjumlah tujuh orang tersebut melenggang pergi begitu saja. Salah terus gue dimatamu, besok pindahlah aku ke hidungmu.

"Kalau hidup lo terasa malang, coba lo ke solo aja." ujar Kazan dengan menyenderkan punggungnya di dinding dengan kedua tangan yang setia masuk kedalam saku celananya.

Fajar merangkul bahu Bima,"Lo udah denger belum kalau Devyra belakangan ini dekat sama anak kelas sebelah? Anak taekwondo sabuk hitam, lawan yang tepat untuk lo, sesama sabuk hitam. Rafael namanya."

           "Anjing!" umpat Bima merasa tidak terima. "Dimana dia sekarang? Biar gue samperin." ujar Bima lagi dengan menggulung kedua lengan bajunya.

KAZANTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang