AKU TANTANG KALIAN UNTUK KOMEN DI SETIAP PARAGRAF, SIAP NGGAK?!
Happy reading!!!
•••
48. MENGAMBIL PERAN.
Pada pagi hari yang cerah ini, jam pertama akan diisi dengan mata pelajaran olahraga. Empat kelas dari dua belas kelas dengan jadwal yang sama, telah diperintahkan untuk segera turun kelapangan. Anzella nampak panik karena tidak menemukan baju olahraganya di loker, padahal ia ingat sekali telah menyimpannya disana.
"AYO BURU, ZELL!" ujar Devyra yang telah siap dengan setelan baju olahraga. Suara pluit panjang berkomandang sebagai isyarat untuk segera merapatkan diri dan berbaris dilapangan.
"Baju olahraga gue ilang, padahal gue inget banget naruhnya disini!" Anzella semakin panik, ia menggobrak - abrikan isi lokernya hingga berantakan.
"SUMPAH?!" ujar Devyra ikut panik. "Lo lupa
kalik naruh dimana, coba lo inget - inget lagi."Mayra dan Dyan tiba dari arah lapangan untuk mengambil botol minum mereka yang kelupaan. Mereka melangkah dengan terburu - buru, karena mereka berdua hanya diberikan waktu sepuluh detik saja.
"Udah disuruh baris dilapangan juga, kenapa masih pada nangkring disini? Buruan yaelah, pak Samsul udah ngomel - ngomel tuh dilapangan!" ujar Mayra.
"Loh Zella lo belum ganti baju?" tanya Dyan.
"Baju olahraga gue ilang nggak tau kemana, astaga bisa - bisanya disaat kayak begini." ujar Devyra menyahuti sambil menepuk jidat.
"Aduh gimana nih??" tanya Anzella dengan menggigit bibir bawahnya.
"Pinjem sama kelas lain deh, Zell. Mumpung masih keburu, lagian belum mulai materi." ujar Mayra memberikan solusi.
"Tapi gue nggak punya kenalan." balas Anzella.
"Ish emang ribet banget ya lo. Udahlah sok kenal aja, dari pada lo dihukum, pilih mana hayo?" ujar Devyra menimpali. Detik selanjutnya, suara pluit panjang kembali terdengar, membuat mereka dengan kompak menoleh.
"Jangan ngerumpi terus ya kalian, ngerumpi nggak bikin sehat. Olahraga yang bisa bikin sehat. Cepat kembali kelapangan!" Perintah pak Samsul dengan suara lantang.
"Udah kalian duluan aja sana." ujar Anzella.
"Yakin lo?" tanya Dyan.
"Iya gue bakal usaha untuk minjem, sana buruan, gue nggak mau kalian sampai dihukum." ujar Anzella meyakinkan sahabatnya.
"Secepatnya nyusul ya, kita tunggu lo dilapangan. Jangan sampai nggak nyusul lo!" ujar Mayra sebelum bergegas pergi bersama Dyan dan Devyra. Setelah mereka menghilang dari pandangannya, Anzella menghela nafas panjang dan menghentakan kakinya kesal.
"Nggak mungkin banget bisa hilang tiba - tiba. Siapa yang ngambil? Masa iya hantu??" ujar Anzella pada dirinya sendiri."Hantu sekarang pada jahil - jahil ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAZANTA (SELESAI)
Teen Fiction[GENORAZORS SERIES 1] Kazanta Ellardio Dawana, sosok jenius yang menyembunyikan segala keburukannya dibalik prestasinya yang menganggumkan. Semua orang hanya mengenalnya sebagai pengusa Dawana tanpa lagi mengingat bahwa dirinya merupakan pendiri gen...