🔞WARNING🔞
Happy reading!!!
•••
56. DEWA & DEWI PERJUDIAN
BRAK
Jelita membanting pintu ruang OSIS dengan kasar hingga menimbulkan suara yang keras. Jelita mengepalkan kedua tangannya ketika melihat keberadaan Samudra disana, yang nampak tenang mencatat sesuatu di papan tulis. Ia sama sekali tidak menghiraukan kehadiran Jelita.
"Gue yakin lo pasti udah denger keributan yang terjadi hari ini kan?" tanya Jelita yakin pada Samudra. Namun laki - laki itu tidak mengeluarkan sepatah katapun.
"Seharusnya lo ada disana, Sam. Sudah seharusnya lo belain gue, seperti yang sudah pernah lo katakan, kalau lo selalu ada dipihak gue!" ujar Jelita meledak - ledak. Ia tidak dapat meredam amarahnya. Ia sangat panik, dan ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang.
Samudra menoleh dengan tatapan menghunus tajam. Ia menekankan ujung spidol di papan tulis dengan kuat dan menggerakannya cepat hingga mengeluarkan suara decitan yang menimbulkan rasa ngilu. Jelita segera menutup kedua telinganya karena itu sangat menyiksa indra pendengarannya.
"Lo mau tau kenapa gue nggak ada disana?" tanya Samudra dingin tak tersentuh. "Gue nggak akan pernah tertarik, sebelum salah satu dari kalian ada yang mati."
Samudra segera menuliskan sesuatu di papan tulis untuk Jelita, dan menggaris bawahi kalimat tersebut.
Membunuh sebelum dibunuh.
"Lo udah kalah, jadi udah saatnya lo akuin kekalahan lo." ujar Samudra, Jelita menggeleng menolak.
"Gue nggak mungkin kalah dari perempuan itu!"
"Pada kenyataanya perempuan itu adalah lawan yang sangat tidak tepat untuk lo. Sekarang lo tida akan punya kuasa untuk menyingkirkannya, karena dialah yang sesungguhnya mempunyai kuasa besar untuk menyingkirkan keberadaan lo dari pandangannya." ujar Samudra dengan menyeringai.
"Gue nggak akan biarin hal itu sampai terjadi. Karena gue nggak pernah mau membungkuk pada siapapun!" balas Jelita dengan dagu yang terangkat tinggi. "Gue selalu menjadi orang yang paling dirugikan, seharusnya semua orang memandang kearah gue, bukan kearah perempuan itu!"
Samudra berdecih. Ia mendekati Jelita dengan lidah yang bermain di dalam mulutnya."Lo itu sangat kotor, jadi jangan pernah bersikap sok suci."
Jelita tertegun ditempatnya,"M-maksud lo?"
"Lo satu - satunya perempuan paling rusak yang pernah gue temuin." ujar Samudra sambil mengusap bibir pink muda milik Jelita. Jelita seketika melebarkan matanya. Perlakuan Samudra kepadanya barusan itu menurutnya sangat kurang ajar. Refleks ia mendorong tubuh Samudra agar menjauh darinya.
Samudra berderai tawa, ia tidak percaya dengan perlakuan Jelita barusan. Jelita yang berdiri dihadapannya saat ini, jauh berbeda dengan Jelita yang ia temui malam itu.
"Lo lupa atau pura - pura lupa?" tanya Samudra dengan kekehan kecil.
"Gue nggak ngerti maksud lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAZANTA (SELESAI)
Teen Fiction[GENORAZORS SERIES 1] Kazanta Ellardio Dawana, sosok jenius yang menyembunyikan segala keburukannya dibalik prestasinya yang menganggumkan. Semua orang hanya mengenalnya sebagai pengusa Dawana tanpa lagi mengingat bahwa dirinya merupakan pendiri gen...