18. BOLEH?

13.5K 1.1K 88
                                    

[JANGAN LUPA FOLLOW, DAN VOTEMENT KALIAN UNTUK CERITA INI YAA❤️]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[JANGAN LUPA FOLLOW, DAN VOTEMENT KALIAN UNTUK CERITA INI YAA❤️]

•••

         18. BOLEH?

 
         "ANZELLA! ANZELLA LO DIMANA? KALAU LO DENGER SUARA GUE, PLEASE JAWAB!" Teriakan nyaring itu berasal dari Satria, dengan bantuan cahaya yang terpancar dari hanphonenya untuk memudahkannya melihat dalam kegelapan.

          Kazan menoleh kebelakang, damn it! Kalau tidak bertindak cepat, Satria pasti akan mudah menemukan keberadaan Anzella disini.

        "Lo masih kuat lari?" Tanya Kazan memastikan pada Anzella.

        Belum sempat menjawab, Kazan sudah lebih dulu menarik pergelangan tangan Anzella, membawa Anzella berlari menerobos kencangnya angin malam. Kazan menuntun langkah Anzella, Kazan tidak akan memaksakan Anzella untuk berlari lebih cepat, semampunya Anzella saja.

       Mereka menghentikan langkah mereka ketika keadaan sudah cukup aman. Anzella pun kini sibuk mengatur napasnya. Anzella memejamkan kedua matanya, panas dalam tubuhnya, rasanya membuatnya ingin meledak saja.

Ketika tubuh Anzella mulai tidak seimbang, Kazan dengan sigap menahan sebelah lengan Anzella."Zella, jalannya hati - hati." Ujar Kazan lembut. Anzella menoleh, dan mengangguk samar. Setelahnya Anzella kembali melangkah lebih dulu dengan langkahnya yang tidak stabil.

        Kazan yang kesal melihat Anzella yang masih memaksakan dirinya seperti itu, lantas menggenggam tangan Anzella dengan erat dengan sorot matanya yang dingin. Anzella menoleh terkejut karena perlakuan Kazan terhadapnya.

         "Ada supermarket di dekat sini, gue rasa kita memang harus mampir sebentar." Ujar Kazan memberikan solusi, yang kemudian semakin mempererat genggamannya. Anzella menurut. Di sepanjang langkahnya, Anzella sesekali melirik Kazan yang nampak tenang disebelahnya.

Sesampainya di supermarket, Anzella duduk disebuah kursi yang memang tersedia di depan supermarket itu. "Lo tunggu disini, biar gue beliin mimuman buat lo." Kata Kazan, Anzella pun mengangguk patuh.

Anzella menunduk, tertampar kenyataan yang menyakitkan membuat perasaanya hancur. Anzella merasa sangat kecewa karena semesta menunjuk Satria sebagai seseorang yang menjadi alasan kehancurnnya. Dan sampai sejauh mana Satria akan mengecewakannya?

Tak lama, Kazan datang dengan dua buah air mineral tanggung. Kazan memberikannya pada Anzella, namun Anzella tidak menyentuhnya. Anzella hanya merunduk dalam diam. Kazan menghela nafas panjang, lalu memutuskan untuk membukakan air mineral itu khusus untuk Anzella.

KAZANTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang