66. CALL 110

7.5K 804 259
                                    

AKU TANTANG KALIAN UNTUK KOMEN DI SETIAP PARAGRAF, SIAP NGGAK?!

150 COMENT LANGSUNG NEXT!

Happy Reading!

•••

            66. CALL 110

Anzella memilih menjauh ketika teman - teman sekelasnya membahas tentang Kazan. Mereka sama sekali tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi semalam, hingga mereka memunculkan praduga yang sama sekali tidak dapat dibenarkan. Kabar tentang Kazan yang dirawat dirumah sakit itu telah meluas dipenjuru Dawana, hingga kalangan para guru. Anzella yang bersikap tidak peduli itu berhasil memancing kecurigaan sahabatnya.

"Kemarin yang gue denger, Kazan terakhir kali pergi bareng Anzella untuk ngerayain ulang tahunnya." ujar Devyra membuat langkah Anzella terhenti."Apa yang gue bilang itu bener kan? Bukannya kalau gitu seharusnya lo yang paling tau Kazan kenapa?"

Seisi kelas kompak meminta Anzella untuk memberitahukan apa yang sebenarnya telah menimpa Kazan dan siapa orang dibaliknya. Anzella dibuat mematung ditempatnya dengan meremas ujung rok sekolahnya.

          "Semalam pas Kazan dilariin kerumah sakit bahkan gue nggak liat keberadaan lo. Lo kemana aja? Bisa - bisanya ya disaat kayak gitu lo malah nggak ada disana buat Kazan?" tanya Mayra membuka suara dengan bercemooh.

          Apa yang akan terjadi jika ia mengatakan bahwa dirinya lah yang menyebabkan Kazan berakhir dirumah sakit?

       "Semalam Anzella ada dirumah sakit, gue liat jelas dia ada disana untuk Kazan." ujar Radya menghentikan niat Anzella untuk mengatakan yang sesungguhnya. Ia menoleh sekilas pada Anzella sebelum melanjutkan kalimatnya,"Jangan nuntut banyak jawaban dari Anzella, dia nggak baik - baik aja setelah kejadian kemarin."

Radya menggenggam tangan Anzella dan mengajaknya untuk pergi ketempat yang lebih tenang. Radya tidak ingin Anzella merasa terganggu dengan hal kecil sekalipun.

"Kenapa lo bisa tau kalau semalam gue ada dirumah sakit?" tanya Anzella. "Padahal jelas - jelas gue liat lo udah pulang bareng yang lainnya."

"Semalam gue yang jagain Kazan dirumah sakit." balas Radya. Sial, semalam Radya pasti menyaksikannya menangis.

"Satria nggak ada ngelukain dan nyakitin lo kan?" tanya Radya dengan nada khawatir. Anzella mengangguk sebagai jawaban. Membuat Radya dapat menghela nafas lega.

Anzella menaikan pandangannya untuk menatap Radya dengan mata berkaca - kaca.

"Gue yang udah nyebabin Kazan nggak berdaya dirumah sakit. Gue jahat banget, Rad." lirih Anzella. Kedua bahunya turun, kehilangan seluruh semangatnya. Radya mendekat dan memegang kedua lengan Anzella dan membisikan sesuatu untuk gadis itu.

"Ada kalanya seseorang menjadi jahat karena suatu alasan."

•••

        Anzella telah mendengar kabar tentang Kazan yang sudah siuman dirumah sakit. Ia berdiri dan memperhatikan dari ujung lorong ketika melihat dokter beserta perawat masuk kedalan ruangannya untuk melakukan pemeriksaan. Sudah saatnya Anzella melalukan permintaan Satria yang terakhir. Ia mendial nomor 110 dalam papan ketik pada ponselnya, yang merupakan nomor polisi. Perlahan ia mendekatkan ponselnya ke telinganya setelah terdengar nada sambung.

KAZANTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang