42. TERBALASKAN

9.6K 991 127
                                    

Terima kasih untuk yang sudah vote, coment dan menambahkan cerita ini ke liblary🥰

Yang lainnya jangan lupa kasih timbal balik juga yaaa. Karena votment kalian itu sangat berarti untuk aku.

Pokoknya Sebelum baca vote, sesudah baca silahkan coment 🖤🖤🖤

Baca part ini sambil dengerin playlist diatas yuk, dijamin feelnya +++




Mana nih yang nungguin cerita Kazanta update??



•••

42. TERBALASKAN

         Di jam pelajaran pertama dan kedua, akan dilaksanakan ujian tengah semester dengan mata pelajaran Matematika. Mata pelajaran yang sesungguhnya sangat dibenci oleh sebagian orang yang tidak menyukai hitung menghitung. Semua nampak menghela nafas gusar ketika menerima lembaran soal yang diberikan. Namun berbeda dengan Dyan yang nampak sangat semangat untuk mulai mengerjakan soal.

           "Lo ngerti nggak?" Tanya Devyra pada Anzella dengan setengah berbisik agar tidak terdengar sampai guru pengawas yang terkenal killer.

           "Enggak sama sekali." Balas Anzella dengan nada putus asa.

           "Zell, pinjem pensil, Zell." Ujar Pradipta.

           "Ra, ada pengghapus nggak, Ra??"

           "Pinjem penggaris bentar dong, May."

"Ada pulpen lebih nggak, Al? Pasti ada dong."

           "Pinjem correction dong woi!" Ujar Pradipta lagi."Yang nggak mau minjemin gue doain pantatnya korengan!!"

            "Nggak modal banget jadi orang. Apa - apa minjem, niat sekolah nggak sih?!" Ujar Dyan menyindir dengan nada jutek.

            "Gue mah sekolah cuma mau liat lo." Balas Pradipta dengan menaik turunkan alisnya jahil. Dyan kembali menolehkan kepalanya kedepan, berusaha bersikap acuh.

           "Aduh, apa rumusnya nih. Sumpah gue kemarin sempet baca rumus yang ini. Cepet banget sih gue lupanya?!!! Otak...otak!" Ujar Mayra dengan mengacak rambutnya dengan sangat frustasi.

         "Apa yaaa??? Apa yaaaa?" Gumam Alya sok berfikir keras.

           Mereka semua sangat memanfaatkan celah - celah yang ada untuk saling bekerja sama. Termasuk Bima yang sudah beraksi untuk mencari jawaban diantara teman - teman sekitarnya dengan pemaksaan. 

        "Liat jawaban lo."Ujar Fajar menjalankan aksinya hingga membuat sasarannya melirik sinis kearahnya."Liat nggak? Kalau nggak gue bakal gangguin lo terus sampai lo nggak fokus. Gini nih orang ambis yang nggak tau indahnya berbagi. Berbagi itu indah sistur."

"Lo doang mah yang untung!"

"Tenang, lo dapet hikmahnya."

Sasarannya pun tidak punya pilihan lain, sehingga ia terpaksa mau memberikan jawabannya untuk Fajar. "Nah gitu dong! No satu sampai no dua lima apa?" Tanya Fajar sangat tidak tau diri.

         Dyan terlihat sangat telaten mengerjakan setiap soal yang diberikan. Otaknya bekerja sangat keras untuk menemukan jawabannya. Selain otaknya yang  cerdas, ia memang telah mempersiapkan diri dengan sangat matang untuk menyabut ulangan tengah semester.

KAZANTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang