30. FLASHBACK

10.8K 986 34
                                    

Terima kasih untuk yang sudah vote, coment dan menambahkan cerita ini ke liblary🥰

  Yang lainnya jangan lupa kasih timbal balik juga yaaa. Karena votment kalian itu sangat berarti untuk aku.

Pokoknya Sebelum baca vote, sesudah baca silahkan coment 🖤🖤🖤

Happy Reading!

•••

        30. FLASHBACK

         Playlist - I'm Wanted Man🎼

"Ayah gue buronan polisi atas tuduhan kasus pembunuhan. Cuma lo yang tau tentang hal ini." Ujar Kazan pada Satria. Satria tersentak, terkejut di sela ia menyebat sebatang rokok yang berada di apitan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya.

"Itu privasi lo, bukannya seharusnya lo nggak membagikan itu ke gue?"

"Kita udah temenan dari jaman SMP, gue memang sepercaya itu sama lo." Ujar Kazan dengan menepuk lengan Satria sebanyak dua kali kemudian beranjak pergi meninggalkan rooftop.

          Satria tersenyum licik dibelakang Kazan. Sebuah ide yang baru terpikirkan olehnya membuatnya merasa sangat senang. Belakangan ini, keberadaanya terancam di SMA Dawana, dan ia bisa menggunakan kepercayaan Kazan untuk melarikan diri dengan rencana gila yang dimilikinya.

          "Kalau lo percaya sama gue, berarti lo bisa ngasih kesempatan gue untuk nangangin masalah yang satu ini kan?" Tanya Satria pada Kazan dengan menunjukan sebuah foto yang memperlihatkan seorang laki - laki yang merupakan anggota Argor yang menjadi target sasaran Genorazors karena di duga sebagai pengedar narkoba di lingkungan Dawana. Ekspresi meyakinkan Satria membuat Kazan sigap mengiyakan.

"Lo butuh kesempatan dari gue?"

"Gue lupa kalau lo selalu mempercayakan gue dalam segala hal apapun, termasuk masalah ini." Ujar Satria dengan menyeringai.

•••


           "Jadi apa rencana kita untuk Farhan si cacing kremi yang doyan narkoboy itu?" Tanya Dewa, pertanyaan itu khusus ditanyakan khusus untuk Kazan yang kenyataanya sama sekali tidak berniat menanggapinya.

         "Zan,"

        "Kazan goblok!"

        "Woi, Kazan. Beneran tuli lo? Sini gue sentil telinga lo, mujarab kok!" Ujar Fajar gemas karena sedari tadi Kazan hanya diam dan duduk dengan tenang.

          "Ganteng - ganteng tulii ih." Sahut Pradipta dengan nada yang dibuat - buat.

          "Mual bener gue denger suara lo, Dip." Protes Bima merasa tidak tahan.

          "Lo semua pada nggak tau aja kalau Kazan udah mempercayakan Satria untuk nanganin masalah itu sendirian." Ujar Radya dengan pembawaan santai, walau sebenarnya ia merasa ini sangat tidak adil. Perkataanya tersebut membuat suasana berubah serius dan memanas. Fajar bangkit dari duduknya dengan mengebrakan meja, merasa tidak terima.

KAZANTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang