39. SUNDAY MORNING

8.2K 915 42
                                    

Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa
Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia🎼

•••

39. SUNDAY MORNING.

Jelita melangkah menghampiri Kazan yang menatapnya asing. "Lo nggak bisa bersenang - senang tanpa gue, Kazan. Karena memang seharunya kita menghabiskan waktu bersama - sama sebagaimana mestinya." Ujar Jelita tersenyum lebar.

Jelita mengedikkan kedua bahunya acuh kemudian membalikan tubuhnya karena tidak mendapatkan tanggapan apapun dari Kazan. Tidak, sesungguhnya ia memang tidak membutuhkan tanggapan apapun dari laki - laki itu.

"Genorazors, are you ready?" Teriak Jelita kencang, memecahkan keheningan. Ia bersikap seolah perintah berada di tangannya.

"Ready!" Balas pasukan Genorazors kompak.

"Go!" Perintah Jelita mutlak dengan tangan kanan yang terangkat sebagai isyarat penegasan. Seluruh pasukan Genorazors telah berada dalam kendalinya. Mereka semua mengikuti perintah sesuai arahan. Jelita pun tersenyum penuh kemenangan.

"Kalian semua menurut atas perintah itu?!" Sentak Kazan tidak main - main. Kedua pandangannya menggelap dengan amarah yang telah memenuhinya. Pesonannya begitu mengintimidasi setiap orang.

Jelita tertawa mendengarkan perkataan yang keluar dari mulut Kazan. "Apa Empress tidak berhak memberikan perintah?"

"Lo nggak pernah menduduki posisi itu, Jelita."

"Tapi gue sangat berhak menduduki posisi tersebut." Balas Jelita dengan sangat percaya diri.

Anzella menatap Jelita dengan malu sampai ingin sekali menertawakan harga diri perempuan itu. Kedua tangannya setia mengepal karena ia merasa kehadiran Jelita menjadi pemandangan paling buruk dimatanya.

Jelita menyungingkan senyum sinis ketika berhadapan langsung dengan Anzella yang menatapnya dengan sangat berani. "Kehadiran gue sudah merusak waktu senang - senang lo ya?" Tanya Jelita dengan memasang wajah sok merasa bersalahnya."Sorry, gue nggak sengaja."

"Lo ketemu tuh nenek gayung dimana sih, Wa?!!" Tanya Devyra dengan menggerutu kesal.

"Dia maksa untuk ikut sunmori bareng gue, kebetulan juga gue nggak punya gandengan, jadi mau nggak mau gue ngajak dia." Balas Dewa seadanya.

"Kok lo mau maunya sih, Wa? Gue mendadak jadi nggak mood, kelakuan tu cewek minta dikatain banget!" Ujar Devyra semakin kesal. "Ngerusak suasana aja deh!"

"Udah keselnya?" Tanya Bima pada Devyra dengan nada lembut.

"Belum!"

"Kamu kalau kesel lucu ya?"

"Gombal!"

Kazan menyadari kekhawatirkan Anzella yang nampak jelas terlihat dari tatapan matanya. Kazan menghela nafas panjang, ia merasa bersalah karena niatnya untuk menghibur gadis itu malah menjadi sebaliknya membuat gadis itu semakin bersedih.

KAZANTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang