55. ANGEL OR EVIL?

8.5K 919 131
                                    

AKU TANTANG KALIAN UNTUK KOMEN DI SETIAP PARAGRAF, SIAP NGGAK?!

Happy reading!!!

•••

          55. ANGEL OR EVIL?

          Orang tuanya selalu mengajarkan untuk tetap kuat, seberat apapun masalahnya. Hari - harinya memburuk, namun Anzella selalu memikirkan hal - hal yang menyenangkan. Ia percaya jika hal indah akan datang untuknya. Ia selalu menguatkan dirinya setiap detik, menit, bahkan setiap jam.

Ia sudah lelah menyalahkan takdir, karena takdir tidak pernah mendengarkannya.

         Anzella melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Setelah turun dari bus, ia berdecak karena waktunya sepertinya tak banyak lagi sebelum gerbang sekolah ditutup. Ia berlari kencang menyesuaikan waktu tempuh. Ia semakin mempercepat larinya ketika dari kejauhan melihat pintu gerbang sekolah perlahan ditutup oleh satpam yang bertugas.

Radya yang baru saja tiba dengan motor besarnya itu sengaja memarkirkan motornya dipinggir jalan dan segera turun dari atas motornya ketika melihat keberadaan Anzella yang tengah berlari. Radya mengulun senyum, dan segera menyusul langkah Anzella dengan berlari disamping gadis itu.

"Radya?" ujar Anzella terlonjak kaget karena Radya tiba - tiba saja sudah ada disampingnya. "Kok lo jalan kaki, motor lo kemana?"

"Motor gue mogok dijalan." ujar Radya berbohong."Ayo sedikit lagi." lanjutnya. Anzella kemudian mengangguk semangat.

Tinggal beberapa langkah lagi, namun pintu gerbang sekolah sudah lebih dulu ditutup sepenuhnya. Anzella menghela nafas kasar, coba saja ia bisa lebih cepat, pasti ia akan lolos.

"Saya telat cuma semenit doang loh, pak! Masa nggak dibolehin masuk? Bukain pintunya buat saya ya pak? Semenit mah nggak ada apa - apanya pak, seharusnya masih bisa ditoleransi." ujar Anzella dengan setengah memohon.

Satpam penjaga itu hanya menatapnya tajam dan mengabaikan perkataanya.

"Saya kasih uang rokok deh, pak. Gimana?" tanya Anzella tidak putus asa.

"Udah, percuma lo mohon - mohon kayak gitu. Peraturan tetap lah peraturan." ujar Radya mengintrupsi Anzella. Radya nampak sangat santai. Daftar pelanggarannya nyaris tidak ada. Ia tidak pernah sekalipun telat sebelumnya dan selalu menghindari yang namanya hukuman. Tetapi berbeda dengan hari ini, ia menganggap jika telat hanyalah sebuah pelanggaran kecil, dan ia sama sekali tidak keberatan untuk menerima apapun hukumannya.

"Radya, lo kelihatan aneh banget." ujar Anzella seraya memperhatikan Radya lamat - lamat.

"Aneh? Aneh gimana?" tanya Radya dengan setengah tertawa.

"Kok bisa - bisanya sih lo ketawa disaat kayak gini? Lo kan sama sekali nggak pernah telat sebelumnya. Memangnya lo nggak keberatan kalau dihukum? Satu pelanggaran itu pasti akan berpengaruh besar buat lo kan?" tanya Anzella pada Radya bingung.

          "Nggak semua orang berani membuat pelanggaran. Prinsip gue, kalau nggak ada yang melanggar peraturan, maka kita nggak akan pernah maju." ujar Radya membuat Anzella tertegun. Radya memang memiliki pemikiran yang berbeda.

KAZANTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang