Terima kasih untuk yang sudah vote, coment dan menambahkan cerita ini ke liblary🥰🥰
Yang lainnya jangan lupa kasih timbal balik juga yaaa. Karena votment kalian itu sangat berarti untuk aku.
Pokoknya Sebelum baca vote, sesudah baca silahkan coment 🖤🖤🖤
Baca part ini sambil dengerin playlist diatas yuk, dijamin feelnya +++
•••
43. ANZELLA BUCINNYA KAZAN.
Kazan mengenggam kedua jemari Anzella dengan erat. Anzella merasa sangat gugup ketika berhadapan dengan Kazan, setelah apa yang mereka lakukan tadi. Pipinya bersemu merah. Anzella menengok kekanan dan kekiri, memastikan jika tidak ada satupun orang yang menyaksikan mereka berdua.
"Udah nggak ada siapa - siapa kan?"
"Kenapa? Hemm, malu?" Tanya Kazan dengan tatapan lekat.
"Jadi sekarang kita pacaran?" Tanya Anzella pada Kazan dengan ekspresi polos.
"Setelah gue mencuri kiss lo yang kedua kalinya, nggak masuk akal kalau kita cuma dua orang asing. Sekarang kita sudah menjadi lebih." Ujar Kazan kemudian menjedanya."Maunya sih langsung nikah, tapi kayaknya kecepatan."
"Ih otaknya udah isi nikah - nikahan aja!"
"Gue juga udah berencana mau punya anak berapa sama lo nanti." Goda Kazan dengan terkekeh pelan.
Anzella memukul lengan Kazan sekuat tenaganya, Kazan telah membuatnya semakin salah tingkah. "Kejauhan banget pikirannya!"
Anzella menatap Kazan secara terang - terangan dengan manik matanya yang selalu berbinar cerah."Boleh tanya banyak nggak?"
"Mau nanya apa?"
"Kita itu sekarang pacaran kan?"
"Iyaa."
"Panggilnya boleh aku-kamu???"
"Boleh."
"Boleh panggil sayang??"
"Boleh dong."
"Aku boleh peluk kamu kalau aku lagi ketakutan???"
"Iya, boleh."
"Aku boleh telepon kamu kalau aku kesepian???"
"Boleh sayang."
"Aku boleh curhat nggak kalau aku lagi butuh seseorang yang mau dengerin segala keluh kesah aku???"
"Apapun yang lo mau, sebisa mungkin akan gue turuti. Karena gue nggak pernah mau liat lo kecewa." Ujar Kazan dalam dan lembut. "Gue akan selalu ada buat lo, Anzella."
KAMU SEDANG MEMBACA
KAZANTA (SELESAI)
Teen Fiction[GENORAZORS SERIES 1] Kazanta Ellardio Dawana, sosok jenius yang menyembunyikan segala keburukannya dibalik prestasinya yang menganggumkan. Semua orang hanya mengenalnya sebagai pengusa Dawana tanpa lagi mengingat bahwa dirinya merupakan pendiri gen...