7. NILAI HANYA ANGKA

17.7K 1.5K 15
                                    

[JANGAN LUPA FOLLOW, DAN VOTEMENT KALIAN UNTUK CERITA INI YAA❤️JANGAN LUPA JUGA BACA BAB INI SAMBIL DENGERIN MULMED YANG SUDAH DISEDIAKAN DIATAS]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[JANGAN LUPA FOLLOW, DAN VOTEMENT KALIAN UNTUK CERITA INI YAA❤️JANGAN LUPA JUGA BACA BAB INI SAMBIL DENGERIN MULMED YANG SUDAH DISEDIAKAN DIATAS]




SEKALI LAGI JANGAN LUPA SAMBIL DENGERIN MULMEDNYA UNTUK MENAMBAH FEELNYA OKE? SIP!

•••

7. NILAI HANYA ANGKA



     Anzella merampas sebuah map coklat polos yang diyakini berisi setumpukan kertas ulangan dari genggaman Mayra, kemudian dilanjutkan dengan beranjak keluar kelas. "Kalau lo butuh bantuan untuk ngebawain hasil ulangan kelas lain, biar gue bantuin!"

"ZELL, ITU KERTAS ULANGAN LU SELAMA SATU SEMESTER! LO MAU BAWA KEMANA JINGAN?!" Teriak Mayra yang menampakan kepalanya diujung pintu. Tapi percuma, Anzella sudah berjalan cukup jauh.

"Apa katanya? 12 MIPA 1 ya? Okelah.." Ujar Anzella kecil, setelah menangkap suara Mayra dari kejauhan. Sambil bersenandung kecil, Anzella berlarian kecil dengan begitu bersemangat. Tanpa sadar, bahwa ia sudah keliru mendengar apa yang dikatakan oleh Mayra. 

•••

Kini adalah kali kedua Anzella menginjakan kaki di gedung MIPA. Memang sejarang itu, karena jarak yang ditempuh lumayan jauh. Gedung IPS dan MIPA memang terpisah. Oleh karena itu kadang Anzella sulit mengenal wajah - wajah anak - anak IPA. Terlebih itu Kazan Dawana, ia tak pernah tahu laki - laki itu adalah penguasa utama Dawana. Selain itu juga karena Anzella betah berdiam dikelas, dan tak akan keluar jika tidak penting - penting amat.

Anzella menghentikan langkahnya tepat di depan pintu yang diatasnya bertuliskan kelas 12 MIPA 1. Setelah berkeliling mencari - cari, akhirnya ia sampai juga. Ketika hendak mengetuk pintu kelas tersebut, kedatangan perempuan dari arah selatan, membuatnya menoleh cepat dan mengurungkan niatnya itu.

"Gue anak kelas sini. Ada yang bisa gue bantu?" Tanya perempuan itu. Di name tag seragamnya bertuliskan nama Jelita Anova. Masih kalem. Sebelum di detik selanjutnya Anzella membulatkan matanya setelah menyadari sesuatu. Jelita? Sebentar, seingatnya Jelita adalah tunangan Kazan. Benarkah Jelita yang ini? Pasti seratus persen benar jika dilihat dari penampilannya.

Jelita Anova, nama yang cantik seperti orangnya. Gadis anggun dengan suara yang begitu lembut. Memiliki kulit putih berseri, dan senyuman manis yang begitu menarik perhatian. Wow, Anzella yang sama - sama perempuan saja terpesona. Bagaimana Kazan tak terpesona? Dia beruntung memiliki tunangan secantik ini. Berhadapan dengan Jelita hanya membuatnya merasa insecure. Apalah daya dirinya yang hanya remahan kerupuk yang layu?

KAZANTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang