17. TERJERAT KASUS

11.6K 1K 70
                                    

[JANGAN LUPA FOLLOW, DAN VOTEMENT KALIAN UNTUK CERITA INI YAA❤️ JANGAN LUPA JUGA BACA BAB INI SAMBIL DENGERIN MULMED YANG SUDAH DISEDIAKAN DIATAS]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[JANGAN LUPA FOLLOW, DAN VOTEMENT KALIAN UNTUK CERITA INI YAA❤️ JANGAN LUPA JUGA BACA BAB INI SAMBIL DENGERIN MULMED YANG SUDAH DISEDIAKAN DIATAS]



SEKALI LAGI JANGAN LUPA SAMBIL DENGERIN MULMEDNYA UNTUK MENAMBAH FEELNYA OKE? SIP!

•••

17. TERJERAT KASUS

Siapa yang akan mengira jika kedatangan Kazan ternyata bersamaan dengan seorang gadis dengan sebuah bandana berwarna biru terang yang terikat di pergelangan tangannya? Gadis yang selalu terlihat menarik dimata seorang Kazan.

Kazan meraih handphone miliknya dan mendial sebuah nomor yang terdapat di kontaknya. Setelah nada sambung berbunyi sebanyak tiga kali, suara lembut dan sopan merasuk ke indra pendengaran Kazan. Tepat setelah sambungan itu terangkat, gadis bernama Anzella itu langsung menghentikan langkahnya.

"Hallo dengan siapa?"

"Who Am I?" Tanya Kazan dengan melangkah santai menghampiri Anzella tetap dengan tatapannya yang tajam.

         "Gue enggak tau, siapa sih? Jangan ngajakin gue main tebak - tebakan. Masih pagi, otak gue masih males mikir."  Balas Anzella dengan tak bersemangat.

        "Are you that pretty girl?" Tanya Kazan lagi tepat di sebelah Anzella. Membuat Anzella refleks menoleh cepat karena terlonjak kaget.

        "Apaan banget sih? Pagi - pagi udah iseng aja pakai acara nelponin gue, sok misterius lagi." Oceh Anzella berkacak pinggang.

        "So, what am i?" Tanya Kazan lagi,"Of course, gue adalah seseorang yang selalu lo abaikan." Ucap Kazan tak memperdulikan ocehan Anzella.

        Tepat setelah Kazan mengatakan itu, sambungan panggilan itu diakhiri sepihak olehnya. Kazan cukup merasa kecewa karena Anzella tidak menyimpan nomor teleponnya.

        "Makasih aja, Zell." Ujar Kazan sangat dingin. Ekspresi wajahnya terlihat kesal. Entah dimata Anzella, kini Kazan terlihat sangat lucu. Tak lama, Kazan melangkah pergi, tentu dengan rasa kesalnya yang mungkin tak berujung itu.

Anzella mendial nomor telepon yang tidak dikenal, yang sebenarnya merupakan nomor Kazan. Demi apapun, Anzella lupa untuk menyimpan nomor telepon Kazan di kontaknya. Murni karena kelupaan, bukan karena sengaja tidak ingin menyimpannya.

"Jadi kontaknya harus gue namain apa? Si Pemarah?" Tanya Anzella jahil.

        "Si pemabuk."

KAZANTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang