70. IN LOVING MEMORY

17K 1K 304
                                    

JANGAN LUPA PENUHIN PART INI DENGAN KOMENTAR KALIAN

Baca part ini sambil dengerin mulmed diatas ya supaya feelnya semakin nyampe kehati kalian 💔

Happy Reading!

•••

70. IN LOVING MEMORY

Radya mengunjungi rumah sakit dimana tempat Anzella dirawat untuk melihat perkembangan kondisi gadis itu dengan sebucket bunga mawar merah yang bermekaran dengan indah yang menjadi buah tangan spesial darinya. Setelah ia menginjakan kakinya diruangan Anzella, ia bisa melihat ruangan itu sudah kosong. Radya berlari menuju meja reseptionist dengan perasaan tidak tenang dan menjatuhkan sebucket bunga ditangannya itu diambang pintu dengan begitu saja.

"Pasien telah dipindahkan kerumah sakit Hermina Arcamik Bandung."

Setelah mendengar informasi penting tersebut, Radya langsung memutuskan untuk menyusul Anzella ke Bandung detik ini juga tanpa mempertimbangkan apapun dan mengambil waktu penerbangan dengan waktu terdekat. Ia pergi hanya membawa dirinya sendiri. Radya menghubungi Kazan diwaktu senggangnya menunggu jam terbangnya.

"Gue yakin kalau lo menjadi orang pertama yang tahu Anzella pindah ke Bandung. Gue nggak tau apa alasan lo nggak kasih tau gue, tapi yang perlu lo tau, mau bagaimanapun keadaanya, gue akan datang untuk dia. Dimanapun dia berada, gue akan tetap susulin dia. Gue akan buat dia nggak butuh lo lagi."

"Gue nggak akan biarin lo ngelakuin itu." balas Kazan dengan menekankan kalimatnya.

"Lo bisa cegah gue kalau lo mau. Kita ketemu di Bandung, rumah sakit Hermina Arcamik." ujar Radya kemudian mengakhiri sambungan tersebut secara sepihak dengan ekspresinya yang berubah semakin dingin. Radya menatap kearah kaca besar dihadapannya melihat sebuah pesawat secara bergantian melaju di landasan pacu pesawat. Satu menit setelahnya, terdengar pengumuman yang menginformasikan kepada para penumpang untuk segera memasuki pesawat karena pesawat dengan nomor penerbangan sekian, akan segera berangkat menuju Bandung.

•••

             Setibanya Radya di Bandung dan mendarat dengan selamat di Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Radya segera menuju tempat tujuannya yaitu rumah sakit Hermina Arcamik dengan menumpangi taksi. Kurang lebih satu jam perjalanan, akhirnya ia sampai untuk menemui seseorang yang menjadi tujuannya saat ini. Anzella Gaury, gadis yang mempunyai cahaya keindahan dalam dirinya yang mampu membangkitkan semangatnya yang kini dalam keadaan putus asa.

Seorang perawat memberitahukan jika pasien atas nama Anzella Gaury tengah berada ditaman rumah sakit. Radya segera menyusulnya dengan perasaan tidak sabar. Di taman rumah sakit, Radya melihat Anzella sedang bersama keempat sahabatnya. Radya bisa melihat gadis itu tersenyum dengan lebar. Canda dan tawa menghiasi suasana diantara mereka. Anzella menerima banyak hadiah dari sahabatnya yang membuatnya semangat untuk sembuh.

Mereka terlihat sangat menyayangi Anzella, bukan lagi sebagai seorang sahabat, melainkan saudara. Kenyataan telah berhasil menyadarkan mereka yang telah menyesali sikap mereka yang membuat Anzella terasa semakin jauh. Mereka tidak ingin kehilangan sosok Anzella dalam hidup mereka.

"Gue nggak mau kehilangan orang baik kayak lo, Zell. Gue makasih sama tuhan karena sudah mengabulkan doa gue supaya lo bangun." ujar Devyra menangis haru.

KAZANTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang