Terima kasih untuk yang sudah vote, coment dan menambahkan cerita ini ke liblary🥰
Yang lainnya jangan lupa kasih timbal balik juga yaaa. Karena votment kalian itu sangat berarti untuk aku.
Pokoknya Sebelum baca vote, sesudah baca silahkan coment 🖤🖤🖤
•••32. SISI LAIN ANZELLA
Anzella melangkah dengan tempo lambat dibelakang Devyra yang hendak menuju perpustakaan untuk kerja kelompok hingga dirinya cukup jauh tertinggal karena langkah kecil tak pasti yang diambilnya. Tatapannya mengarah kosong kedepan. Pikirannya berkecambuk karena waktu yang menggiringnya dan memaksanya untuk membuat keputusan setelah mendapatkan sebuah pesan."Devyra!" Panggil Anzella dengan langkah yang terpaksa terhenti. Sang pemilik nama pun menoleh keasal suara dengan cepat.
"Gue nggak bisa ikut kerja kelompok hari ini." Ujar Anzella dengan mempertegas ucapannya.
"Loh, kenapa tiba - tiba?" Tanya Devyra dengan dahi yang berkerut sempurna.
"Gue mendadak ada urusan penting." Ujar Anzella dengan tatapan yang menyorot serius. Ia tidak lah pandai berbohong, sehingga dapat digambarkan jika apa yang baru saja dikatakannya benar - benar serius.
"Urusan penting apa?"
"Gue nggak bisa kasih tau lo sekarang." Kata Anzella menolak dengan gelengan pelan. "Maaf..."
"Urusan penting apa yang mengharuskan lo minta maaf segala?"
"Gue nggak punya banyak waktu." Anzella melangkah mundur secara perlahan."Gue harus pergi sekarang juga." Tepat setelah menyelesaikan kalimat terakhirnya, Anzella membalikan tubuhnya seutuhnya dan terus melangkah tanpa mengendahkan Devyra yang berulang kali memanggil namanya.
Namun pada akhirnya Anzella merasa bersalah karena tidak memberitahukan tentang urusan penting dan tempat yang akan ditujunya pada Devyra yang pasti akan mengkhawatirkan keadaanya. Anzella pun mendial nomor Devyra dan segera menelponnya.
"Satria, dia meminta gue buat datang ke kediamannya. Gue pikir ini memang waktu yang sangat tepat untuk gue, Ra. Jangan beri tau siapapun tentang hal ini, tolong jaga rahasia ini untuk gue. Ini akan menjadi kesempatan pertama dan terakhir buat gue. Doain semuanya berhasil."
Anzella mematikan sambungan itu secara sepihak, dan menonaktifkan daya ponsel miliknya. Anzella mengenakan sebuah topi hitam yang menutupi bagian kepala dan melindungi matanya dari paparan sinar matahari dan juga jaket boomber hitam yang berhasil menunjukan sisi lain dalam dirinya. Anzella bisa memastikan dirinya tidak mudah goyah dengan pendiriannya. Siang ini, ia akan menghalau segala ketakutannya. Ia tidak akan lagi menghindar, tetapi ia akan menghadapinya dengan berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAZANTA (SELESAI)
Teen Fiction[GENORAZORS SERIES 1] Kazanta Ellardio Dawana, sosok jenius yang menyembunyikan segala keburukannya dibalik prestasinya yang menganggumkan. Semua orang hanya mengenalnya sebagai pengusa Dawana tanpa lagi mengingat bahwa dirinya merupakan pendiri gen...