49. DIA BERUBAH

7.5K 791 92
                                    

AKU TANTANG KALIAN UNTUK KOMEN DI SETIAP PARAGRAF, SIAP NGGAK?!

Jangan lupa sambil dengerin mulmed diatas yaa, biar feelnya nambah ++++

Happy reading!!!

•••

49. DIA BERUBAH

          Anzella duduk dibangkunya dengan perasaan tidak tenang, ketika seluruh teman sekelasnya berlomba - lomba mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru yang sedang mengajar, Anzella jutsru menunduk dengan sibuk memilin jari jemarinya dibawah meja.

          "Apakah ada siswi bernama nama Anzella Gaury dikelas ini?" suara tersebut langsung mengintrupsinya dan mengambil alih seluruh perhatiannya.

         Anzella dengan sigap berdiri dan mengangkat tangannya dengan sedikit ragu,"Saya."

        "Dimohon untuk segera ikut saya ke ruang bimbingan konseling." kata guru tersebut, membuat suasana kelas menjadi tak kondusif lagi, beberapa dari mereka penasaran tentang masalah apa yang telah mengikat seorang Anzella yang sangat jarang bermasalah. Anzella menghela nafas dalam satu tarikan nafas panjang. Sejak awal ia sudah menduga jika saat saat seperti ini akan terjadi.

          Anzella melangkahkan kakinya dengan menatap lurus kedepan. Ia tidak boleh terlihat lemah seakan perlu dikasihani. Ia harus menunjukan keberaniannya dan melawan semua ketidakadilan yang di dapatkan dan memberikan pembelaan untuk dirinya sendiri.

Ruang bimbingan konseling menjadi tempat yang paling dihindari untuk seukuran dirinya yang sangat jarang bermasalah. Ia merasa sangat tidak nyaman, karena suasanya yang terasa sangat asing.

"Saya sudah mendapatkan laporan terkait apa yang sebenarnya telah terjadi." ujar Bu Ser selaku guru bimbingan di SMA Dawana. "Jika dari sudut pandang Jelita, gambaran kejadian itu dimulai dari kamu, Anzella. Apakah benar kamu melakukannya?"

"Saya tidak pernah melakukannya!" ujar Anzella dengan menggebrakan meja karena emosinya yang mulai tidak stabil. "Ibu sendiri percaya kan kalau saya tidak akan pernah melalukan hal semacam itu?"

Bu Ser mengangguk paham, ia mempersilahkan Anzella untuk kembali duduk dengan tenang,"Saya sangat percaya jika kamu tidak akan melakukannya. Terlebih itu hanya dari sudut pandang Jelita, saya tidak bisa menyimpulkan hanya dari satu sudut pandang saja, melainkan harus dari masing - masing sudut pandang kalian."

          "Jelita sengaja mencelakai dirinya sendiri." Anzella memberikan kesaksian, ia berharap apa yang dikatakannya cukup untuk menjadi bukti.

          "Apakah kamu tahu apa penyebab Jelita melalukan hal berbahaya seperti itu?"

          "Jelita sangat membenci saya." ujar Anzella.

          "Apapun masalah yang terjadi hari ini, maukah kamu mengakhirinya dengan mengaku bersalah dan memohon maaf padanya?" tanya Bu Ser membuat Anzella membelalak. Anzella tidak habis pikir dengan apa yang telah dikatakan oleh Bu Ser, sangat tidak masuk akal di otaknya.

           "Walaupun saya tidak bersalah?" tanya Anzella sambil menunjuk dirinya sendiri. Anzella lantas menggeleng, menolak saran tersebut."Saya hidup bukan untuk mengakui kesalahan yang bukan dari kesalahan saya sendiri! Ibu mau saya terlihat bodoh di hadapannya?!"

KAZANTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang