13. MAKE

13.2K 1.3K 54
                                    

[JANGAN LUPA FOLLOW, DAN VOTEMENT KALIAN UNTUK CERITA INI YAA❤️]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[JANGAN LUPA FOLLOW, DAN VOTEMENT KALIAN UNTUK CERITA INI YAA❤️]

•••

13. MAKE

         Permainan musik harpa Anzella seketika terhenti ketika ia mendengar kehebohan teman - teman eskul musiknya. Tentang desas - desus mantan anak eskul kebanggan sekolah yang akan datang mengunjungi ruang musik karena diberi kesempatan untuk bertemu dan berkenalan dengan Anzella.

Anzella lantas bangkit, cukup terkejut saat pintu eskul musik terbuka dan menampakan sosok
Jelita dengan senyuman yang menyapa ramah seisi ruangan. Ketika tatapanya terhenti pada Anzella, Jelita langsung memperlihatkan senyum sinisnya.

         "Wah, kebetulan macam apa ini?" Tanya Jelita tak percaya.

"Selamat datang di eksul musik Bahana Dawana." Sambut Anzella dengan ramah, yang diikuti oleh seisi ruangan yang sedari tadi menunggu kehadiran Jelita.

"Terima kasih atas sambutannya. Beberapa dari kalian semua pasti sudah mengetahui siapa gue. Benar sekali, gue pernah menjadi anak emas eskul musik, sebelum posisi gue digantikan oleh kesayangan kalian semua, Anzella." Ujar Jelita dengan tak sekalipun mengalihkan pandangannya dari wajah Anzella.

Anzella tersenyum sumringah. Ia benar - benar menjaga sikapnya, ia terlihat sangat berkharisma. Karena ia memiliki tanggung jawab besar pada eskul musik.

"Disini lo hanya mengotori kursi bersih itu, ketahuilah kalau yang mampu membuat nama Bahana Dawana naik daun itu cuma gue." Desis Jelita.

"Dengan gue berdiri disini, bukannya sudah membuktikan kalau gue sangat pantas?"

        Jelita bertepuk tangan sangat meriah untuk Anzella,"Gue menyukai kepercayaan diri itu."

       "Lo boleh membenci gue kalau cuma itu yang bisa melegakan hati lo."

       "Itu jelas, gue sangat membenci lo, Anzella. Melihat lo ada disini sebagai anak emas, itu hanya membuat gue semakin ingin membenci lo." Sinis Jelita dengan setengah berbisik. Hal itu membuat Anzella tersenyum tipis. Setelahnya, Jelita menjelajahi ruangan itu dan berakhir duduk di hadapan sebuah harpa dan mulai memetik satu persatu senar harpa.

         Setengah permainan dengan membawakan instrumental The Fountain yang langsung mendapatkan tepuk tangan dari seisi ruangan. Permainan yang cukup apik dan nyaris sempurna.

        Jelita menatap kearah Anzella yang betah berdiri ditempatnya,"Perlukah kita melalukan battle? The Fountain adalah instrumental yang sangat dasar, seharuanya sudah diluar kepala. Gimana, sanggup?" Tantang Jelita.

KAZANTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang