Dengerin lagunya yaa
Tittle : That Person Must Be You
Artinya ngena bangettt
****
Menyerah, apa kata itu bisa aku katakan setelah segalanya kurasakan. Rasanya diri ini telah mendapati titik terendah hingga untuk berdiri pun sulit.
-Auristela Chalondra****
"Sekali lagi, kamu dengan sangat lancang memukul cucu saya didepan umum." sosok pria berumur itu datang dengan tongkat hitam yang senada dengan jas yang dikenakannya.
Seluruh mata kini beralih pada sosok itu. Begitu juga Jordi yang melihat kedatangan Perwira dengan begitu terkejut.
Berjalan dengan perlahan, Perwira sampai tepat dihadapan Jordi lalu dengan ringannya ia menampar Jordi tanpa perhitungan. Tercipta suara pukulan yang nyaring membuat seluruh orang menutup mulut mereka juga sedikit berteriak. Shock dengan apa yang terjadi.
"Sekali lagi saya lihat kamu memukul Auri, saya bisa saja langsung membuat kamu sadar dengan membawa segala hal yang tidak kmu ketahui." ujar Perwira dengan menatap Jordi begitu tajam. Mata yang mulai sayu itu bahkan terlihat begitu mendominasi.
Perwira beralih pada Auristela yang tengah menatap Jordi dengan tatapan berkaca. Perwira mengangguk lalu memeluk cucunya itu dengan erat.
"Ada Kakek disini, kamu jangan sedih. Liat dong kamu peringkat pertama. Kakek bangga banget sama kamu Auri." tangis Auristela pecah saat mendengar perkataan Perwira. Membalas pelukan sang Kakek tak kalah erat.
Randu yang melihat itu hanya dapat terdiam, rasa ingin menghampiri dan menenangkan gadis itu ada, tapi ia sama sekali tidak daat melakukannya. Ada sesuatu yang menghalanginya, ditatapnya Auristela yang tengah menangis pada dekapan pria berumur itu. Ia tahu, ia sangat-sangatlah egois. Tidak ingin melepas Auristela juga Karen secara bersamaan.
"Auri sayang banget sama Kakek." bisik Auristela dengan menghapus air matanya. Berusaha kuat dan tegar dengan hal yang ini.
"Jika tidak ada hal lain, ayo, kita pergi. Kakek tau kamu butuh waktu sendiri sekarang." Auristela mengangguk, Perwira menggengam telapak tangan Auristela lalu berjalan keluar dari kerumunan yang mulai berbisik.
Sedang Jordi hanya dapat terdiam. Segala hal terjadi diluar kemauannya. Ia tidak tahu mengapa ia dapat berperilaku seperti itu pada Autistela hari ini. Seperti yang telah ia janjikan ada almarhumah Delasia kala itu. Akan memperbaiki hubungan yang rusak dan meminta maaf pada Auristela. Tapi semua itu gugur. Ia gagal, malah ia telah kembali memukul dan memberi luka batin pada anaknya itu.
****
"Ngelamun aja lo, mikirin apa?" Farhan berjalan menghampiri Randu yang sedari tadi terdiam. Tanpa merespon apapun yang ada disana.
Randu menatap Farhan yang telah duduk disampingnya. Farhan yang merasa canggung dilihat seperti itu oleh Randu langsung memukul bagian belakang kepala laki-laki itu.
"Lu kenapa dah, ngeliatin gue segitunya ada yang mau lo tanya ke gue?" tanya Farhan dengan salah satu alis terangkat.
Randu terlihat menghela nafas, "Lo.. beneran sayang sama Auristela, Han?" ucapan Randu sontak mengundang senyum ada wajah Farhan.
"Iyaa, gue sayang sama dia." ujar Farhan. Randu mengeratkan tautan kedua telapak tangannya. Menghela nafas dan menatap tanah seperti orang yang frustasi.
"Kalo gur bilang, gue juga sayang sama dia.. Gimana menurut lo?" putus asa, itulah yang terpampang jelas ada wajah ketua Incursio itu.
"Menurut gue, akhirnya lo bisa ngenalin perasaan lo. Walau sedikit terlambat." ujar Farhan dengan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA (SELESAI)
Teen Fiction[REVISI] Mungkin tersenyum adalah hal tersulit yang tidak dapat dilakukan oleh seorang Auristela Chalondra. Tapi bagaimana jika takdir dengan senangnya mempermainkan perasaan Auristela. Membuatnya dapat tersenyum juga terluka secara bersamaan. Aur...