****
Perasaan itu, aku tidak ingin orang lain merasakan apa yang aku rasakan, karena hal itu begitu berat dan sulit untuk diterima.
Auristela Chalondra
****Ruang tengah kediaman Jordi telah semakin ramai setelah diisi oleh Perwira juga wanita paruh baya yang dibawa oleh lelaki berumur itu. Entah siapa wanita itu namun keadaan semakin kaku kala Perwira mulai bicara.
"Kasus Sarah, kami akan tetap mengambil jalur hukum dan diselesaikan dengan sebagaimana proses hukum akan berlaku." Ujar Perwira dengan tegas.
Auristela langsung menoleh kearah sang Kakek, ternyata Perwira tengah menatapnya seraya tersenyum.
"Ayah, apa semuanya tengga bisa dibicarakan secara kekeluargaan?" Jordi masih saja membela Sarah kali ini, mengapa, karena selama ini Sarahlah yang terus bersamanya. Jordi tahu kesalah Sarah begitu fatal tapi ia tidak dapat kehilangan cintanya lagi setelah Delasia.
"Kenapa harus secara kekeluargaan kalo hukum bisa berlaku." Ujar perempuan paruh baya yang duduk disebelah Perwira.
"Ah, saya belum memperkenalkan diri. Saya Galasia Syntia Chalondra, pengacara keluarga Bapak Perwira dalam kasus ini."
Seketika tubuh Jordi menjadi tegang kala matanya bersitatap dengan wanita yang ada dihadapannya. Auristela yang mendengar nama dari wanita paruh baya itu terdiam, ini hanya kebetulan atau mungkin wanita itu memang memiliki hubungan dengan Mamanya.
"Hm, apa Dela tidak pernah membicarakan saya pada kamu Jordi, saya yakin pasti pernah." Dan benar saja, Jordi mengangguk.
Seingat Jordi, mendiang Delasia pernah bercerita mengenai adiknya yang tengah bersekolah diluar negri. Adik yang begitu dibanggakan oleh Delasia.
"Oh, kamu pasti Auri kan, ternyata keponakan Aunty sangat cantik."
"Maaf lancang, tapi Tante siapa?" Tanya Auristela, ia masih ragu dengan apa yang dipikirkannya.
"Aunty Gala, adik dari Mama kamu sayang." Ujar Gala dengan senyum yang begitu merekah.
Pandangan Gala berubah menjadi serius dan menatap satu persatu pasang mata disana, "Kita akan langsung on point, menurut pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, terdakwa mungkin akan dijatuhi hukuman mati atau penjara seumur hidup." Mata Karen membeliak mendengar penuturan wanita yang ada didepannya.
"Pah, Mamah gimana Pah. Gimana bisa Karen hidup gak ada Mamah Pah." Rengek Karen dengan menatap memelas pada sang Papa.
"Tapi itu hukuman atas apa yang Mama kamu lakuin, cantik." Ujar Gala menatap Karen dengan datar.
"Pah.."
"Dari semua bukti yang ada, dari rekaman cctv, bungkus obat dan juga hasil outopsi yang dilakukan saat itu bahwa terdapat racun didalam tubuh korban." Ujar Gala dengan tegas.
Jika kalian bertanya darimana semua itu jawabannya ada pada Bi Rasi. Dimana dialah yang lertama kali menemukan bungkus obat itu didekat tong sampah. Dan akhirnya melaporkan semuanya pada Perwira.
"So, hukuman maksimal adalah penjara seumur hidup." Lanjutnya.
"Apa tidak bisa dibicarakan secara kekeluargaan, damai mungkin lebih baik." Mohon Jordi.
"Tapi ini masalah nyawa, ingin berdamai akan itu, apa anda waras, sir?"
"Tante.. aku," perkataan Auristela tiba-tiba terhenti dengan intrupsi jari Gala.
"Aunty sayang, panggilnya Aunty bukan Tante yaa."
"Oke, Aunty, aku juga setuju sama Papa, gimana kalo semua ini dibicarakan baik-baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA (SELESAI)
Genç Kurgu[REVISI] Mungkin tersenyum adalah hal tersulit yang tidak dapat dilakukan oleh seorang Auristela Chalondra. Tapi bagaimana jika takdir dengan senangnya mempermainkan perasaan Auristela. Membuatnya dapat tersenyum juga terluka secara bersamaan. Aur...