****
Kali ini, kali ini saja aku tak salah mengambil keputusan. Keputusan yang sangat sulit untuk dilakukan.
-Auristela Chalondra
****Randu masih melihat kearah depan dengan serius. Pikiran Randu telah pecah melihat kedua orang yang tengah mengobrol berdua didepan sana.
Auristela dan Farhan sedang bercengkrama dan terlihat sangat dekat. Randu mengacak rambutnya kasar. Tak lama Auristela menaiki motor Farhan dan Farhan mulai melajukan motornya melewati mobil Randu.
Randu sedikit bernafas lega karena kaca mobilnya berwarna hitam sehingga orang luar tak dapat melihat isi mobilnya. Randu melupakan satu hal bahwa Farhan sangat tahu bagaimana bentuk mobil Randu.
Randu melajukan mobilnya tak lama setelah Farhan juga Auristela pergi. Sebelum itu Randu melihat kearah Karen yang sedang menatapnya. Randu tersenyum dan mengacak puncak kepala Karen. Karen berdecak kesal saat Randu melakukan itu.
"Kok kamu ngeliatin dia gitu?" tanya Karen pada Randu.
"Dia?"
"Auristela, Ndu, kok kamu ngeliatin dia gitu?"
Randu hanya mengindikan kedua bahunya dan kembali fokus kearah jalan raya.
Dilampu merah Farhan memulai pembicaraan dengan Auristela. "Lo liat mobil yang dideket apart lo tadi?"
Dari kaca spion Farhan dapat melihat Auristela yang menganggukan kepalanya. "Kenapa emang?" tanya balik Auristela.
"Gue kaya kenal, mirip mobilnya Randu."
Auristela terdiam seketika mendengar nama yang disebutkan oleh Farhan lalu menggelengkan kepalanya menyadarkan diri.
"It's impossible Han."
"Apa yang ga mungkin? Kemungkinan itu bisa aja terjadikan."
Lagi Auristela menggelengkan kepalanya. Auristela sungguh ingin mengenyahkan pikirannya tentang Randu. Jika bisa dan jika mungkin.
Farhan kembali melajukan motornya ketika lampu lalu lintas berubah menjadi berwarna hijau.
****
Motor Farhan dan juga mobil Randu masuk secara bersamaan melewati gerbang dan memarkirkan kendaraan masing-masing
Farhan yang melihat mobil yang dipakai Randu dengan sangat yakin bahwa mobil itu yang tadi berada dekat dari apartemen Auristela.
Randu juga Karen keluar dari mobil dengan senyum yang mengembang sempurna.
"Kok gue kaya pernah liat ni mobil," celetuk Farhan saat Randu telah berdiri dihadapanya.
Randu sedikit terkejut mendengar itu.
"Ini kan pernah gue bawa ke basecamp Han.""Oh iya bener juga."
"Stela lo ga nunggu kita kan kemaren?" tanya Stefen agak segan.
"Enggalah ngapain," ujar Auristela acuh.
"Anjir gitu amat lo, jadi tugas lo udah beres?"
"Belom, males ngerjain." dengan beberapa kali Auristela melirik kearah Randu yang masih terdiam ditempatnya.
"Good! Besok dah kita kerumah lo" ucap Ikram dengan sangat bersemangat juga antusias.
"Ngapain sih? Pada gak ada kerjaan lo pada."
"Ngerjain tugas lah Stela ngapain lagi, ngapelin lo?" dengan gerak cepat Auristela memukul bagian belakang kepala Tebe hingga kepala Tebe menunduk kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA (SELESAI)
Ficção Adolescente[REVISI] Mungkin tersenyum adalah hal tersulit yang tidak dapat dilakukan oleh seorang Auristela Chalondra. Tapi bagaimana jika takdir dengan senangnya mempermainkan perasaan Auristela. Membuatnya dapat tersenyum juga terluka secara bersamaan. Aur...