****
Jangan jauh dari gue, apalagi tinggalin gue ya Auristela.
-Randu Prangai Wangsyah
****"Randu, Rando besok malem ikut Ayah sama Bunda ke acara perusahaan ya," ujar Ayah Rizal menatap ke arah kedua putranya.
"Acara apaan Yah, lama gak?" tanya Rando. "Rando lagi banyak tugas kuliah Yah" lanjutnya.
"Ya kita bisa pulang saat acara inti selesai," ujar Rezal ringan.
Randu menganggukan kepalanya, "Jadi pake pakaian formal dong Yah?" tanya Randu.
"Gak, lo pake seragam sekolah, otak lo semakin hari semakin gak guna buang ajalah," ujar Rando.
"Eh enak aja ya lo kalo ngomong, ngegame kita, kita liat siapa yang menang."
"Halah, game mah gak guna, buat apa pro game tapi nilai hancur."
"Bang nilai gue masih diatas rata-rata ya, peringkat 10 di satu angkatan itu udah pinter kali."
"Punya adek gobloknya nyampe ke sel tubuh."
"Udah-udah, kalian berdua ini tidak pernah bisa akur kalo ketemu." Ayah Rizal menyesap kopinya dan kembali membaca koran.
"Akur kok Yah, kalo lagi ngegame," ujar Randu dengan cengiran bodohnya.
"Palak lo akur, begelud iya kita kalo ngegame lo curang sih mainnya," ujar Rando dengan menjitak tiga kali kepala Randu.
"Lo aja yang gak terima kalo kalah, udah deh terima nasib," Randu menjulurkan lidah.
"Udah, makan sarapannya, pulang jam berapa Do hari ini?" tanya Bunda Shila pada Rando.
"Jam duabelas udah beres kok Bun, kenapa?"
"Bagus deh, nanti Randu langsung pulang ya kita cari jas buat kalian," ujar Bunda Shila dengan tangan mewadahkan nasi goreng buatannya.
"Jas kita masih banyak yang bagus kali Bun, ga usah lah." ujar Randu lalu menyendokan nasi goreng ke mulutnya.
"Emang kamu kira bandan kamu segitu aja, coba deh jas kamu pasti pada sempit,"
"Orang biar enak diliat susah banget sih kalian berdua ini, apa susahnya cari jas baru." omel Bunda Shila.
"Iya Bunda iya..." ujar Randu juga Rando serempak. Bunda Shila tersenyum senang.
"Good good." ujarnya dan ikut duduk memakan sarapan pagi ini.
****
Randu memarkirkan motornya dan turun tidak bersama dengan Karen. Gadis itu mengatakan bahwa hari ini ia tak masuk sekolah.
Randu berjalan kearah kelas dan mendapati Farhan juga Auristela tengah berjalan bersama tak jauh darinya. Randu yang melihat itu merasa bagai tak terima saat Auristela menimbulkan senyum kecilnya pada Farhan.
Randu mengayunkan langkah lebar menghampiri dua orang itu. Lalu dengan tak tahu dirinya ia mengambil celah di tengah Farhan juga Auristela. "Hai, beduaan aja lo berdua ntar ada setan," Randu merangkul bahu Farhan. Sedang Auristela sedikit menjauhkan diri.
"Ntar malem makan bareng gue ya Stela," mengabaikan Randu yang menjadi pembatas, Farhan bicara pada Auristela.
Auristela sedikit menimbang, "Auristela ada janji sama gue Han malem ini." ujar Randu ringan.
Auristela yang mendengar itu spontan menoleh, "Hah?"
"Iya, lo tadi malem udah janji," Randu melihat Auristela yang nampak bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA (SELESAI)
Teen Fiction[REVISI] Mungkin tersenyum adalah hal tersulit yang tidak dapat dilakukan oleh seorang Auristela Chalondra. Tapi bagaimana jika takdir dengan senangnya mempermainkan perasaan Auristela. Membuatnya dapat tersenyum juga terluka secara bersamaan. Aur...