18. Terasa Asing

732 39 3
                                    

****
Darinya, aku dapat memahami arti lain dari hubungan yang disebut dengan hal teman. Ia terus mencoba memahami diriku yang bahkan belum sepenuhnya terbuka.
-Auristela Chalondra
****

Randu telah sampai dirumah Farhan dan langsung berjalan ke arah kamar. Randu membuka pintu berwarna hitam itu dan menuju kasur sambil merebahkan dirinya. Keempat temannya hanya melihat kearah Randu dengan pandangan aneh.

"Kayanya Karen shock banget sama kejadian tadi." ujar Randu membalikan badan dan menatap langit-langit kamar.

"Ya pasti lah Ndu, cewek diculik pasti pikirannya kemana-mana bukan cuma takut doang," kata Stefen dan diangguki oleh Ikram.

"Lo udah suka banget sama Karen kayanya Ndu." kata Tebe tiba-tiba membuat Randu menoleh kearah Tebe yang terus fokus pada novel yang sedang dibacanya.

"Iyalah Randu suka Be, makanya dia tembak ya karna dia suka," ucap Ikram menyanggah pertanyaan aneh Tebe.

"Lo ada masalah Be, kucel amat tuh muka," kata Randu mengalihkan pembicaraan.

"Jemuran lupa diangkat dia mah." kata Stefen seraya cengengesan mengingat betapa uring-uringannya Tebe tadi.

"Hah maksudhnya? Lo disuruh angkat jemuran Be? ART lo kemana?" Tebe mendengus mendengar pertanyaan Randu. Sungguh, Tebe tak ingin membahas perkara jemuran lagi kali ini.

"ARTnya hamil gede Ndu, kembar, nah si Tebe takut kena oceh emaknya" ujar Farhan yang masih memegang handphonenya.

Randu tertawa terbahak mendengar itu, "Mampus lo besok kema oceh pasti lo."

Dengan kesal Tebe melemparkan snack pada Randu. "Laknat banget lo jadi temen, ade ahlak lu yee."

Farhan terus mengecek handphonenya sedari tadi pesan yang ia kirimkan belum terbalas. Farhan sangat khawatir sekarang kemana orang itu sebenarnya.

"Ngegame lah yok," ajak Stefen mengambil handphone yang ada disampingnya dan membuka aplikasi game favorit mereka. Randu, Ikram dan Tebe mengangguk dan langsung membuka aplikasi yang sama.

Menghela nafas panjang Farhan membuka aplikasi game dan ikut nimbrung bersama temannya yang lain. Farhan mengenyahkan semua pikiran buruk pada otaknya.

****

Pagi ini Randu, Stefen, Farhan, Ikram dan Tebe telah siap dengan seragam sekolah. Mereka turun menuju lantai satu dan bertemu dengan Ibu Farhan yang sedang menghidangkan sarapan dan Ayah Farhan yang sedang meminum kopi disalah satu kursi.

"Ayo sini sarapan dulu." ajak Ibu Farhan dengan senyum yang mengembang sempurna. Mereka berjalan kearah meja makan dan duduk dikursi masing-masing.

"Tidur jam berapa kalian semalam?" tanya Ayah Farhan menatap kearah mereka satu persatu.

"Pasti begadang mereka Yah, anak muda," jawab Ibu Farhan dengan tawa kecil.

"Anak muda kalo udah ngumpul pasti ngegame sampe subuh."

"Jangan biasakan, tidak baik, kesehatan kalian lebih penting." ujar Ayah Farhan tegas. Yang hanya diangguki oleh kelima remaja dihadapannya.

"Ya sudah sekarang makan sarapannya." kata Ibu Farhan dan serentak kelima sahabat itu makan dalam diam.

Selesai memakan sarapan masing-masing kelima remaja itu pamit untuk berangkan ke sekolah.

"Gue duluan, mau jemput Karen dulu" kata Randu menaiki motor sport nya. Dan menjalankan motor itu tanpa kata-lata lagi.

AURISTELA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang