12. Perubahan

832 46 3
                                    

****
Gue tau gue cuma orang asing, tapi lo gak bisa nahan semua yang ada di diri lo seorang diri.
-Farhan Septalizen
****

"Dan kalo bisa gue mau jadi seseorang yang bisa bantu lo kapan pun," lanjut Randu masih dengan nada yang terbilang lembut.

Auristela masih tertegun dengan pertanyaan Randu yang sangat tidak terduga baginya. Bahkan tatapan Randu terasa sangat dalam membuat Auristela terus jatuh kedalam tatapan mata Randu.

"Ntah, mungkin bukan sekarang tapi gak tau nanti belum keliatan." ujar Auristela setelah terdiam cukup lama sambil mengangkat kedua bahunya.

Pak Dadi datang membawakan makanan yang dipesan Auristela. Rawon kesukaan Auristela telah tersedia dihadapannya. Dengan sangat bersamangat Auristela mengambil sendok dan mencicipi rasa makan tersebut. Bahkan hanya dengan mencicipi makan itu Auristela dapat tersenyum.

Apa kejadian saat berada dirumah Karen dapat Auristela lupakan hanya dengan memakan semangkuk rawon ini benak Randu.

"Jawaban lo aneh," ucap Randu seraya mengambil sendok dan mencicipi makan yang ada dihadapannya. Randu penasaran dengan rasa dari rawon yang ada didepannya. Mengapa Auristela terlihat sangat senang hanya dengan memakan semangkuk makanan itu. pupil mata Randu melebar merasakan makanan yang baru ia makan. Sangat-sangat lezat.

Auristela tetap fokus pada makanan dan tak menghiraukan adanya Randu dihadapannya. Sampai ada beberapa pertanyaan yang berlalu dibenaknya. Auristela menaruh sendok juga garpunya tanda telah menyelesaikan makannya. Auristela menatap wajah Randu yang sedang memakan rawon.

Randu menyelesaikan kegiatan makannya dan melihat Auristela sedang menatapnya. Randu mengangkat salah satu alisnya. "Kenapa lo?" ujar Randu sarkas dan tak ada nada lembut lagi yang terdengar.

Auristela yang mendengar nada bicara Randu yang terdengar berbeda hanya menggelengkan kepala dan tersenyum miring. Randu yang melihat senyum Auristela mengernyit dan mengetuk meja Auristela menatap Randu dengan datar.

"Apa perasaan lo liat gue dipukul tadi?" Tanya Auristela tiba-tiba. Auristela tidak sadar mempertanyakan hal itu padahal ada pertanyaan lain yang sangat ingin ia ketahui. Randu yang mendengar pertanyaan itu menatap Auristela yang terlihat tengah menatap Randu.

"Kaget," jawab Randu sekenannya dan terdengar acuh tak acuh malah. Randu tak ingin membahas lebih kejadian dirumah Karen. Auristela menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju Pak Dadi meninggalkan Randu begitu saja.

Auristela mengeluakan dompetnya dan membayar namun tangannya dihentikan oleh Randu. Auristela melihat Randu merogoh sakunya dan mengambil dompet didalam sakunya. Dengan cepat Auristela mengeluarkan uang didalam dompetnya.

"Ini Pak uang saya dia bayar sendiri," ujar Auristela pada Pak Dadi sembari meberikan uang dua puluh ribu dan berjalan keluar kedai tanpa mempedulikan Randu.

Randu menyesuaikan langkahnya dengan Auristela. Auristela tetap tidak mempedulikan Randu yang telah berada disampingnya.

"Mobil gue disana Auristela, lo mau kemana?" ujar Randu yang telah berada didepan Auristela dan menatap mata Auristela yang mengalihkan pandangannya dari mata Randu.

"Gue pulang sendiri, sana lo pulang." usir Auristela dan kembali melangkahkan kakinya.

"Lo bareng gue." sambil menarik lengan Auristela Randu berjalan kearah mobilnya.

Sampai dimobil Randu mebukakan pintu dan mendorong Auristela sedikit kasar masuk kedalam mobil membuat Auristela meringis. Randu yang mendengar Ringisan Auristela terlihat sedikit khawatir dan dengan cepat berjalan dan masuk ke kursi kemudi. Randu menolehkan kepalanya pada Auristela sedangkan Auristela mebuang mukanya kearah jendela.

AURISTELA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang