****
Semua orang akan berubah dengan sekejab mata jika itu berurusan dengan apa yang mereka sayangi.
****"Karen! Bangun sayang udah siang!" seru Sarah—Mama Karen—. Dan tanpa mengetuk pintu Sarah masuk dan mendapati putrinya masih terlelap. Sarah berjalan kearah jendela dan membuka tirai dengan gerakan cepat. Cahaya matahari langsung masuk kedalam kamar.
Karen menggeliatkan badannya merasakan sinar matahari yang begitu menyilaukan matanya. Sarah juga menarik selimut Karen dan menatap putrinya itu.
"Bangun Karen! Udah jam berapa ini!" kata Sarah lagi.
"Bentaran lagi Mah," ujar Laren tanpa berniat membuka matannya.
"Gak ada bentar-bentar, bangun sekarang," dengan menarik tangan Karen, Sarah berusaha membangunkan putrinya itu. "Mah.." rengek Karen.
"Bangun trus mandi, inget sekolah, ntar Randu nyampe kamu belum siap lagi," dumel Sarah melihat kelakuan anaknya. Namun tetap saja Karen tak bergeming dari posisinya. Dengan keras Sarah memukul lengan putrinya sehingga Karen mengaduh kesakitan.
"Sekarang Karenina Mithaya!" geram Sarah. Dan dengan cepat alrm pertanda bahaya membangunkan Karen. Dengan cepat ia bangun dan memasuki kamar mandi. Sarah menghela nafas melihat itu.
Karen menuruni tangga dan mendapati Papa Jordi juga Mama Sarah telah duduk pada posisi masing-masing. Lalu dengan senyum ramahnya Karen menyapa kedua orang tuanya.
"Pagi Pah, Mah," ujarnya.
"Pagi sayang" kata Papa Jordi. Karen berjalan kearah Papa Jordi dan dengan manja mencium pipi Papanya itu.
Karen duduk pada kursinya dan menyantap sarapan pagi ini. Suara klakson mobil terdengar dan dengan cepat Karen meminum susu sapi miliknya.
"Pelan-pelan Karen," Papa Jordi mengingatkan. Setelah selesai Karen berpaminat kepada kedua orang tuannya dan berjalan keluar rumah.
Karen melihat mobil yang tak pernah dilihatnya. Mobil siapa, pikir Karen. Karen berjalan kearah mobil itu dan kaca mobil itu otomatis turun. Menampakan Randu dengan senyum tipisnya.
Dengan segera Karen masuk dan menggunakan seatbelt. "Baru kali ini kamu bawa mobil ini Ndu," ujar Karen.
"Oh, ini mobil abang gue, dia minta tuker seminggu."
"Abang? Kamu punya kakak?"
"Iya, gue belum cerita ya, sorry banget," kata Randu dan mengelus lembut rambut Karen.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA (SELESAI)
Teen Fiction[REVISI] Mungkin tersenyum adalah hal tersulit yang tidak dapat dilakukan oleh seorang Auristela Chalondra. Tapi bagaimana jika takdir dengan senangnya mempermainkan perasaan Auristela. Membuatnya dapat tersenyum juga terluka secara bersamaan. Aur...