****
Saat semuanya bagai menjadi permulaan, maka disaat itu juga kamu akan kembali menjadi stranger sama disaat aku tidak melihatmu saat itu dan jatuh tanpa tahu akibat hingga rasanya terus membekas.
****Tanpa memperdulikan memar pada wajahnya, Randu langsung memasuki basecamp dengan amplop berwarna coklat digenggamana tanganya. Kali ini ia sangat tidak dabaran dengan apa yang akan ia lihat dari sana.
Pikirannya telah melayang sejak tadi, saat melihat foto yang diambil oleh Josep yang bak paparazzi itu.
Demi apapun, Randu sejauh ini terus saja merutuki dirinya. Mengapa ia sangat marah dan tidak sabaran kali ini. Mengapa segala sikap dan senyum Auristela kembali berkelibat kedalam pikirannya. Mengapa segala bagai menghakimi dirinya.
Langsung saja tanpa menunggu apapun Randu membalikan amplop coklat itu hingga segala isi didalamnya bertaburan. Farhan, Stefen, Ikram dan Tebe tertegun melihat beberapa foto yang bertaburan. Disana, sosok seorang Karen tengah bersama lelaki lain, begitu juga beberapa foto dimana Auristela tengah dirundung oleh Karen, Dhija juga Olya.
Dengan tiba-tiba, Randu berjalan kearah Farhan dan menatap lekat lelaki itu, "Dia bilang lo tau tentang ini, kenapa lo gak ada omong ke kita?!" teriak Randu.
"Hey, calm down bro. Yang gue tau cuma Karen yang selingkuh dari lo kalo tentang yang lain gue mana tau." Farhan mengabaikan Randu dan berjalan kearah meja dengan taburan barang yang diberikan oleh Josep.
"Mending kita denger dan liat apa yng ada di flashdisk sama perekam suara ini,"
"Ini lebih penting." Farhan berjalan kearah sebuah laci yang memang terdapat sebuah laptop disana.
Saat video terputar, yang memang sengaja disambungkan pada konduktor yang berada dibasecamp. Video dimana Karen, Dhija, Olya tengah merundung Auristela dibelakang sekolah. Dilanjutkan juga dengn video perundingan yang dilakukan didalam toilet siswi, lorong dan juga apa yang mereka lakukan pada Auristepa didepan SMA Indika.
Seluruh anggota Incursio yang ada disana terdiam. Sebegini parahnya perundungan yang didapati Auristela, namun tidak ada satupun yang tahu. Image Karen sebagai gadia lembut dan manja telah lenyap didalam pikiran mereka.
Randu mengetatkan rahang dan juga kepalan tangannya, seberapa marahnya ia pada dirinya tidak dapat ia ukur saat ini. Seberapa bodohnya ia selama ini, seberapa banyak yang ia lakukan pada Auristela yang tanpa ia sadari menyakiti perempuan itu. Penyesalan itu terus menubur dirinya, bahkan mungkin memunculkan wajah dihadapan Auristela ia tidak sanggup.
Sedang, seorang lelaki yang tidak lain adalah Ikram juga terdiam. Wajahnya memucat, ia tidak juga menyangka perempuan yang masih sangat ia sayangi itu berbuat sekeji itu. Bahkan keinginannya untuk kembali menjalin hubungan dengan Dhija kini telah pupus. Ya, beberapa bulan ini hubungannya dengan Dhija sudah dikatakan baik tapi ketika Ikram mengetahui fakta ini. Rasa kecewa pada gadis-nya telah melingkupinya.
Ketika video telah selesi terputar, detik itu juga Ransu terjatuh. Tungkai kakinya bagai tidak dapat ia rasakan. Matanya memerah, amarah juga emosional dan jiwanya terguncang. Dengan lancarnya air mata itu mengalir ia begitu merasa bersalah telah terus menyalahkan Auristela. Ia juga tidak ingin mendengarkan penjelasan Auristela saat itu dan lebih parahnya ia terus saja menuntut Auristela untuk meminta maaf. Padahal saat itu Auristela lah yang sangat tersakiti. Ia menyesal, sangat.
Disaat itu juga Farhan memainkan rekaman suara. Dan terdengar suara Karen juga Josep disana. Mungkin segala percakapan itu memang sengaja direkam oleh Josep.
Saat mendengar umpatan Karen mengatakan 'Gigolo sialan lo' seluruh anggota Incursio terhenyak. Gigolo? Josep? Apa sebenarnya yang disembunyikan oleh lelaki itu dan apa yang Josep takutkan adalah fakta dimana ia adalah seorang gigolo.
Keadaan basecamp Incursio mendadak ricuh dengan suara bisikan dari para anggota. Jadi, fakta yang sangat ditutup rapat oleh Josep adalah ia adalah seorang gigolo. Dan itulah yang menjadi alasan lelaki melakukan segala hal yang diperintahkan oleh Karenina Mithaya.
Ikram yang baru saja membuka lock screen handphone-nya terkejut bukan main. Terdapat banyak notif disana, terburu Ikram menunjukannnya pada Randu dan disambut oleh tatapan membeliak dari Randu.
****
Auristela yang baru saja tiba dengan Charles sebagai partner nya pagi ini. Charles yang melihat Auristela sedikit tersenyum pagi ini pun mengelus lembut rambut Auristela.
"Enggak usah pikirin apa-apa, abaikan semuanya, sekarang kamu adalah Auristela yang dulu." Charles menatap Auristela lamat-lamat. Sahabat masa kecilnya itu sudah tumbuh menjadi gadis yang kuat. Dan semua ini tidak akan ia biarkan menghancurkan dinding kokoh yang telah Auristela bangun.
"Aku mau ke makam Mama nanti, kamu mau nemenin? Sekalian kita kemakam Ayah juga." ujar Auristela, Charles hanya mengangguk dan tersenyum lebar hingga lesung pipi yang ada pada kedua ujung bibir laki-laki itu terbentuk.
"Yaudah sana gih masuk, ntar bel lagi." Auristela berjalan memasuki SMA Indika, sampai dipertengahan langkahnya ia terhenti dan berbalik lalu melambaikan tanganya pada Charles. Charkes yang melihat irmtu hanya dapat tersenyum dan ikut melambaikan tangannya. Setelah melihat Auristela telah tenggelam diantara lorong, Charles memakai helmnya dan melajukan motor matic miliknya.
Auristela terus berjalan dengan wajah datarnya, ya, Auristela hanya akan menunjukan senyumnya pada orang-orang yang memang ia sayangi dan juga menyayanginya. Segalanya terasa janggal kala ia berpapasan dengan beberapa murid, mereka bagai menunjuk kearahnya. Entah apa maksud mereka namun Auristela tidak perduli.
Dengan langkah kecil Auristela terus melangkah dengan mantapnya. Sampai dikelasnya ia mendengar sayup-sayup suara tangis seorang perempuan. Dengan terus mengayunkan labgkahnya Auristela dapat melihat betapa penuhnya jendela juga pintu kelasnya. Dipenuhi oleh siswa-siwi kelas lainnya. Ada apa ini, pikir Auristela.
Bilang saja mengatakan kepada mereka untuk memberinya jalan, namun seorang siswi melihatnya dn menepuk bahu temannya yang lain dan akhirnya membentuk jalan hingga dengan mudahnya Auristela masuk kedalam kelasnya. Dan betapa terkejutnya dirinya saat melihat apa yang terjadi, disana, Karen tengah mengangis.
"Aku dijebak Randu, kamu gak percaya sama aku. Itu semua cuma akal-akalan Charles sama Tela, mereka fitnah aku dengan bayar si penghianat itu." Auristela yang dengan jelas mendengar namanya ikut terseretpun maju.
Dan ketika ia berada disana Kareb yang melihat itupun langsung menunjuk Auristela tepat pada muka Auristela, "Lo! Ngaku sekarang lo, lo emang gak suka kan sama gue sampe-sampe lo ngefitnah gue gini." dengan dada kembang kempis Karen menatap nyalang Auristela.
"Maksud lo apa tiba-tiba nuduh gue, gak ada kata dendam dikamus gue."
"Halah, ngaku aja lo dasar anak jalang!" Randu yang mendengar itu lebih cepat meneriaki Karen.
"Karen! Jaga omongan lo!" sentak Randu, segala mata kontan menatap Randu. Auristela yang tidak mengerti apapun hnya dapat terkejut mendengar bentakan Randu. Ya, Auristela tidak mengetahui apapun, ia telha mengganti handphone miliknya dengan yang baru. Hanya ada beberapa nomor disana, diantaranya Kakek juga Charles.
"Wait what?! Ada apa sebenernya sih! Lo orang kenapa sebenernya." tanya Auristela ada akhirnya. Ia bingung, sangat. Randu, Stefen, Ikram, Farhan juga Tebe.
"Han, lo bisa jelasin kenapa, demi Allah gue bingung." suara berisik dan gaduh yang terdengar akibat bisikan murid lainnya begitu menganggu.
"Lo gak tau apa-apa?" pertanyaan Farhan hanya diangguki oleh Auristela. Iya benar, ia tidak tahu apa-apa. Dan tiba-tiba saja namanya ikut masuk didalam percakapan dengan derai air mata Karen yang entah karena apa.
"Charles gak cerita apa-apa sama lo?" tanya Stefen, sudah tercetak jelas wajah bingung pada wajah Auristela namun ia ingin meyakinkan itu sekali lagi. Auristela mengangguk sebagai jawaban.
Yang dapat Auristela mengerti saat ini hnya wajah tidak bersemangat dan terpapar sorot mata kecewa dari mata Farhan. Juga tatapan Randu yang mungkin dapat dikatakan sebagai tatapan iba.
Sorry banget karena sangat-sangat telat buat update. Maap yak guys!
See you guys!
NendyBudiman
![](https://img.wattpad.com/cover/230745978-288-k88490.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA (SELESAI)
Novela Juvenil[REVISI] Mungkin tersenyum adalah hal tersulit yang tidak dapat dilakukan oleh seorang Auristela Chalondra. Tapi bagaimana jika takdir dengan senangnya mempermainkan perasaan Auristela. Membuatnya dapat tersenyum juga terluka secara bersamaan. Aur...