****
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Dan orang itu pasti dapat memperbaiki semua kesalahan itu dimasa depan, cepat atau lambat.
****Keadaan kantin sangat terlihat penuh juga berisik. Apalagi ketika romobongan Randu dan lainnya memasuki kantin, banyak perempuan yang mulai berbisik dan membicarakn mereka. Tidak ada satupun dari mereka berani atau memulai perbincangan dengan kelima sejoli itu.
Mata Farhan terus saja mencari dimana keberadaan Auristela, tadi, sejak bel berbunyi perempuan itu langsung saja pergi tanpa berujar apapun. Sejak perdebatannya dengan Randu pagi tadi, Auristela sama sekali tidak membuka mulutnya. Farhan sngat menghawatirkan perempuan itu sekarang. Tebe yang melihat wajah tak tenang Farhan pun merangkul bahu laki-laki itu lalu tersenyum.
"Mikirin Stela lo?" Farhan berdecak, lalu memilih tidak merespon pertanyaan Tebe.
"Kenapa sih lo Han, dia udah gede kali, mukul orang aja bisa apalagi jaga diri." Bukan, bukan Tebe yang bersuara. Namun Ikram, laki-laki yang berujar sembari bermain handphone itu dengan sntainya san terlihat tidak merasa bersalah sama sekali.
"Lo orang yang kenapa, keroyokan ke satu pendapat yang bahkan gak mau kalian denger. Otak pake anjing!" suara bentakan Farhan menggema hingga semua yang ada dikantin terdiam, seluruh mata kontan menatap kearah kelima sejoli yang masih berdiri di tengah kantin itu.
"Gue gak ngerti lagi sama pemikiran kalian, sikap kalian sekarang terlihat sangat kekanakan!"
Randu maju dan meraih kerah Farhan dengan mata elang yang menatap tajam. Tapi lihatlah, wajah Farhan bahkan terlihat sangat santai dan menantang. Ia ingin melihat, apa sekarang Randu akan lebih memakai emosi kembali daripada otaknya.
"Kenapa, mau nonjok gue lo, nih pipi gue." dengan santai Farhan berujar. Randu yang melihat itu menggertakan giginya lalu melepaskan kerah Farhan.
"Lo liat sendiri Han, tadi pagi dia bareng Charles. Musuh kita." geram Randu.
"Lo sekarang permasalahin Charles musuh kita apa lo cemburu sama kedeketan dia sama Stela," Farhan yang melihat keterdiaman Randu hanya dapat mengangguk kecil.
"Lo harusnya sadar Ndu! Sampe kapan lo kaya orang bego gini." lanjut Farhan lalu berlalu pergi dari kantin. Banyak mata yang menatapnya namun ia tidak perduli.
Sampai Farhan merasa menabrak seseorang hingga terjatuh. Seorang perempuan. Tapi Farhan tetaplah Farhan. Ia tidak perduli dengan perempuan disekitarnya terkecuali orang yang benar-benar dapat mendapatkan hatinya.
"Heh! Lo gak tau cara minta maaf apa hah?!" teriak perempuan itu namun sama sekali tidak di indahkan oleh Farhan.
"Ih nyebelin banget sih!" teriaknya.
****
Auristela terlihat berada didalam kelas ketika Farhan sampai disana. Perempuan itu terlihat tengah membaca sebuah buku dengan telinga tersumbat dengan earphone. Sedikit swnyum Farhan timbul ketika melihat wajah itu sedikit menggambatkan senyum. Auristela terlihat begitu tenang dan damai membuat Farhan lupa akan melakukan apa dan malah bengong bagai orang bodoh.
Farhan tersadar akan lamunannya ketika seorang siswa menegurnya. Farhan pun berjalan menjauhi pintu dan mendatangi Auristela.
Auristela yang merasakan kedatangan Farhan pun sedikit menoleh lalu kembali memfokuskan diri pada buku yang tengah dibacanya. Sebuah tangan terjulur dan melepaskan earphone yang menempel pada telinganya. Farhan telah duduk dengan memutarkan kursi sehingga mereka duduk berhadapan sekarang.
"Lagi sensi nih kayanya yaa." goda Farhan dengan senyum tipis.
"Apaan coba, ganggu banget tau gak lo." ketus Auristela.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA (SELESAI)
Teen Fiction[REVISI] Mungkin tersenyum adalah hal tersulit yang tidak dapat dilakukan oleh seorang Auristela Chalondra. Tapi bagaimana jika takdir dengan senangnya mempermainkan perasaan Auristela. Membuatnya dapat tersenyum juga terluka secara bersamaan. Aur...