****
Lo tau, semua orang punya cerita tersendiri dengan makna tersembunyi, maka yang bisa lo lakuin sekarang mempelajari apa makna yang bisa lo dapet dari apa yang terjadi di hidup lo.
-Charles Yoridingga
****Misi orang ganteng mau lewat hahaha:)
****
Pada sebuah pemakaman yang terlihat rindang, dengan rumput hijau yang terpotong rapi juga bersih. Pemakaman itu terlihat sepi bahkan tidak terdapat seorang pun yang berkunjung.Matahari mulai beringsur turun, menenggelamkan dirinya. Terlihat seorang gadis tengah terduduk tepat di depan sebuah makam. Gadis itu terduduk dan menatap kosong makam di hadapannya.
Telah terlihat sebuah rangkaian bunga mawar merah juga putih yang berada tepat pada nisan. Juga beberapa kelopak bunga yang sengaja di taburkan.
"Wah, makam Mama jadi cantik banget hari ini." ujar Gadis itu mulai berbicara yang sejak tadi hanya terdiam menatap.
"Auri dateng Ma, Mama liat Auri?" Auristela menghela nafas panjang dan tersenyum tipis.
"Oh iya, kata Kakek, Mama suka banget sama kue coklat jadi tadi pagi Auri sempetin buat bikin, Mama suka kan?" Auristela merasa matanya telah kabur tertutupi buliran air yang mengumpul pada kelopak matanya.
"Mama coba dong, kalo enak Auri bakal sering bawain Mama kue ini," Auristela terus berusahan tak menjatuhkan air matanya. Tanpa permisi air itu mulai jatuh, Auristela dengan segera mengusap kasar air mata yang mengalir pada pipinya.
"Mama tau hari ini Auri ulang tahun, tepat di hari Mama ninggalin dunia, Mama gak mau ngucapin aku?" isakan Auristela mulai terdengar, buliran air matanya terus turun. Auristela menundukan kepala dengan punggung bergetar. Diremasnya kuat kedua telapak tangannya.
"Banyak banget hal yang mau Auri ceritain ke Mama, Mama bakalan dengerin semuanya kan?" bagai mendapat jawabannya, Auristela mengangguk dan tersenyum.
"Makasih Mama, selalu mau dengerin keluh kesah Auri, Makasih banget Ma," Auristela menjatuhkan diri dan memeluk makam sang Mama dengan isakan yang tak terhenti. Punggung bergetar kuat dengan isakan yang terus bermunculan.
"Apa Auri berhak bahagia Ma, dimana Mama pergi karena keberadaan Auri, Auri bukan anak yang baik ya makanya Mama ninggalin Auri." masih dengan posisi yang sama Auristela tak juga mengangkat kepalanya dari makam sang Mama.
"Ini salah Auri, seharusnya Auri gak lahir dan Mama gak pergi." Auristela mengusap nisan sang Mama, disana tertulis Delasia Chalondra dengan tanggal lahir Auristela sebagai hari wafat Sang Mama, 23 Oktober.
Auristela terus menatap nisan itu dan menggerakan jarinya mengusap tanggal wafat sanga Mama. "Auri benci hari ini, Auri benci sama diri Auri kenapa harus lahir di hari ini," Auristela memukul dadanya berulang kali sampai sebuah tangan menghentikan aksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA (SELESAI)
Ficção Adolescente[REVISI] Mungkin tersenyum adalah hal tersulit yang tidak dapat dilakukan oleh seorang Auristela Chalondra. Tapi bagaimana jika takdir dengan senangnya mempermainkan perasaan Auristela. Membuatnya dapat tersenyum juga terluka secara bersamaan. Aur...