35. Tahta

617 42 0
                                    

****
Jangan berharap setelah hujan akan datang pelangi, jika hujan itu memunculkan awan hitam juga petir yang menyambar.
****

Keadaan ballroom pada sebuah hotel ternama terlihat begitu megah dan ramai. Segala funiture disana terlihat sangat mewah dengan nuansa putih juga emas yang terlihat elegant.

Para tamu mulai memenuhi ballroom dan menikmati suasana yang nampak begitu menyenangkan. Seluruh tamu memakai pakaian pesta seperti jas juga gaun.

Tampak tiga orang keluarga masuk dengan senyum tak surut wajah penuh arogan. Dagu mereka bahkan terangkat dengan sangat sombongnya. Mereka nampak serasi dengan pakaian yang senanda.

Jordi, Sarah juga Karen. Mereka masuk dengan langkah ringan. Jordi nampak tersenyum menyapa beberapa pengusaha besar yang datang ke pesta malam ini. Jordi melirik arloji miliknya dan menunjukan pukul delapan malam. Mata Jordi nampak mengelilingi sekitar ballroom agar menemui seseorang. Namun nihil.

Karen telah berada di sebuah kursi dan duduk dengan handphone tak lepas dari genggamannya. Karen tersenyum saat membaca pesan yang baru saja ia terima.

"Seneng banget kayanya putri Papa," ujar Jordi dengan mengelus lembut puncak kepala putrinya.

Karen menoleh dan tersenyum hingga menunjukan deretan gigi putihnya. "Seneng dong Pah, kan ini hari special," ujar Karen.

"Tapi sayang aku gak ada temen disini, mau ngobrol bareng siapa ya?" Karen menatap sekeliling ballroom dan tak melihat seorangpun yang seumuran dengan dirinya. Ia sedikit menghela nafas.

"Udah dong, Kan disini ada Papa sama Mama," ujar Papa Jordi. Karen mengangguk kecil dan kembali menatap layar pipih yang sedari tadi ia genggam.

"Pah, Tela dateng gak ya kira-kira." tanya Karen asal. Jordi menoleh, "Gak lah, ngapain dia dateng ke acara ini?"

"Tapi bisa aja loh Pah." ujar Sarah menimpali.

Belum sempat berkata lagi sebuah suara telah mengintrupsi keluarga kecil itu. Jordi, Sarah juga Karen menoleh dan mendapati empat orang dibelakang mereka.

Karen yang melihat salah satu dari mereka sontak tersenyum manis dan berdiri, begitu juga kedua orang tuannya. Ya, keluarga Wangsyah yang berada disana. Membuat Karen senang karena ada Randu di pesta ini.

"Selamat Datang, Rizal Ardhi Wangsyah" ujar Ayah Jordi dan bersalaman dengan akrab kepada Ayah Rizal. Tentu saja di sambut dengan hangat dan sedikit tawa berat dari Ayah Rizal.

"Wah sudah lama sekali kita gak ketemu ya Jordi Giwasara, nice to meet you again my friend." ujar Ayah Rizal bagai pemuda zaman terkini. Mereka berpelukan hangat begitu juga Mama Sarah juga Bunda Shila.

Setelah acara berpelukan Ayah Rizal memperkenalkan kedua putranya. "Ini Rando Dewata Wangsyah anak pertama saya dan ini Randu Prangai Wangsyah anak kedua saya," dengan sopan Rando juga Randu menyalami Papa Jordi juga Mama Sarah.

Papa Jordi menepuk dua kali bahu Randu, "Ternyata Randu ini anak kamu Rizal, saya gak sangka."

"Randu juga anak saya Karen, tengah menjalin hubungan sekarang," Papa Jordi merangkul bahu putrinya. Karen tersentak lalu tersipu mendengar itu.

Ayah Rizal dan Bunda Shila sontak menatap Randu bersamaan. Randu menghela nafas dan menganggukan kepalanya mengiyakan pernyataan Jordi.

"Kenapa gak cerita sama Bunda kalo kamu udah ada pacar sih Ndu," ujar Bunda Shila pada Randu.

Randu menggaruk tengkuk belakang lehernya yang tak gatal sama sekali, "Belum sempet Bun." Randu beralasan.

"Apanya yang belum sempat sih, alesan aja kamu ini," Bunda Shila beralih pada Mama Sarah dan mengobrol bersama.

AURISTELA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang