24. Menutupi Diri Lebih dalam

684 41 4
                                    

****
Mungkin keahlian tersembunyi yang tak disadari setiap manusia adalah pandai dalam hal berpura-pura.
****

Tepat dibelakang sekolah lebih tepatnya SMA Indika, pada markas Incursio banyak anggota yang telah berkumpul dan sibuk dengan obrolan masing-masing. Bahkan Randu, Stefen, Ikram, Farhan juga Tebe telah berada disana sedari awal menunggu para anggota datang.

Mata tajam Randu terus mengelilingi area markas dan melihat seberapa banyak anggota Incursio yang telah berada disana. Banyak anggota yang terus berinteraksi dengan yang lain.

Merasa telah terlalu lama menunggu dan dirasa tak ada lagi anggota yang akan datang, Randu berdiri dan memberi intrupsi, "Intention!" suara Randu sedikit berteriak.

"Ntar malem bakal ada balap liar yang di adain sama The Cruel, gue cuma mau nekenin lagi ke kalian semua yang ikut, jangan ada yang terpancing emosi," tegas Randu.

"Gak harus semua anggota dateng, yang ada waktu luang aja. Kita bakal kompoi ke lokasi jadi nanti kumpul di basecamp dulu, jangan ada yang dateng duluan." ujar Randu dengan pandangan mata yang terus beredar melihat seluruh wajah anggota Imcursio.

"Ini cuma balap liar, buat seneng-seneng doang. Kita bakal otw jam delapan malem nanti, itu doang yang bakal gue sampein hari ini lo pada bisa bubar," Randu menyelesaikan perkataannya dan kembali duduk dengan keemat temannya yang lain.

"Gila, The Cruel gak ada abisnya nantangin kita mulu," ujar Stefen dengan nada jengah. Mengapa geng itu terus mencari urusan dengan mereka, pikirnya.

"Gue mau ikut dong Ndu balapnya," kata Ikram menatap Randu serius. "Emang lo sama gue yang ikut Kram, lupa sama posisi lo?" balas Randu.

"Otak lo lagi dimana Kram, emang biasanya lo kali yang balap, siapa lagi memang?" Tebe menatap Ikram aneh.

"Ada anak SMA Dangga gak Ndu?" tanya Stefen penasaran. Randu menganggukan kepalanya.

"Ada mereka gak ya?" gumam Stefen bermonolog. Farhan menoleh dan mengangkat sebelah alisnya "Mereka siapa?" tanya Farhan pada Stefen.

"Sahabat gue lah," ujar Stefen.

Tebe dengan tiba-tiba menjitak kepala Stefen. Stefen yang mendapat jitakan dari Tebe hanya dapat meringis. "Apa sih lo! Jitak pala orang sembarangan!"

"Mereka cewek dodol, mana ada mereka dateng. Pake dong otak lo Stefen jangan di pajang doang di palak. Gak gunaa." ujar Tebe kesal dengan pemikiran temannya itu.

Stefen hanya dapat terkekeh mendengar itu, "Ya bisa aja dong mereka kesana, gue udah lama gak ketemu mereka."

"Lo kira acara reuni." kata Randu menimpalkan.

"Ke apartemen gue aja kita sebelum ke basecamp." kata Ikram menawarkan.

"Gue sih hayuk aja yang penting banyak makananya," ujar Stefen nyeleneh.

"Mau gue jitak lagi lo?" kata Tebe dengan mengangkat tanganya lagi.

"Weh bro, jangan main tangan dong kdrt lo sama gue," jawab Stefen.

"Jangan mas, aku jijik sama mas, jijik, jijik, jijik," kata Stefen dengan nada yang menjijikan.

"Cabut yok!" ajak Farhan yang sedari tadi hanya menonton tingkah temannya.

Mereka berjalan bersama keluar SMA Indika dengan tanpa mengetahui apa yang terjadi. Tiba-tiba Farhan menoleh ke arah kelas mereka dan merasa ada yang mengganjal tapi apa. Farhan pun tidak tahu.

"Lo gak sama Karen Ndu?" tanya Farhan pada Randu.

Randu menoleh,"Kaya yang lo liat gue sendiri sekarang," ujarnya.

AURISTELA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang