****
Aku bukanlah orang baik yang bisa tersenyum kepada semua orang.
****Tidak terasa telah sebulan lebih Auristela berteman dengan kelima lelaki itu. Auristela merasa banyak yang berubah dengan dirinya semenjak berteman dengan Randu dan keempat temannya yang lain.
Auristela sekarang sudah sering tersenyum jika bersama dengan mereka. Auristela pun tidak menyangka hanya dengan berteman dengan mereka mampu membuatnya banyak berubah.
Seperti saat ini mereka sedang berkumpul di taman sekolah. Dibawah pohon mereka banyak mengobrol dan bercanda bersama. Auristela memperhatikan kelima lelaki dihadapannya ini yang sedang tertawa bersama sambil tersenyum.
Senyum yang hanya ia perlihatkan pada kelima temannya itu. Disekolah."Gue putus." ucap Ikram tiba-tiba.
Membuat suasana yang tadinya berisik dengan suara tawa menjadi hening dan menghadap ke satu arah. Baru kali ini Auristela melihat seorang Ikram terlihat murung seperti itu.
"Kenapa bisa?" Tanya Tebe,
"Lo kan bilang mau mempertahankan hubungan lo sama dia." lanjutnya dengan kening berkerut.
"Dia yang minta, dia yang bilang dia ga mau pacaran lagi sama gue, capek sama sikap gue." Ikram menatap kosong kedepan dengan perasaan yang kacau.
"Gue bisa apa, walau gue udah kurangin deket sama gombalin cewek lain dia tetep pengen putus."
"Mungkin emang itu udah keputusan dia," ucap Farhan.
"Kita harus bisa menghargai keputusan orang lain, ada saatnya kita turunin kadar keegoisan dalam diri kita." yang membuat semuanya hanya menganggukan kepalanya.
Auristela masih dalam pikirannya sendiri setelah mendengar perkataan Farhan. beberapa lama Auristela terdiam dan akhirnya tersadar saat ada yang menupuk pundaknya.
Auristela menoleh kearah samping Randu sedang menatapnya sambil berkata "Kenapa?" Randu merasa ada sesuatu yang sedang dipikirkan oleh Auristela.
"Enggak." Auristela menggelengkan kepala dan kembali mendengarkan obrolan kelima lelaki didepannya.
Auristela selalu berpikir, mengapa Randu seakan sangat peduli padanya. Bukannya terlalu percaya diri. Tetapi sikap Randu padanya mungkin dapat membuatnya salah paham.
Keperdulian lelaki itu membuat Auristela merasa sangat nyaman berada disamping Randu.
Mungkin terkadang Randu masih sering bersikap tak acuh kepadanya, tapi sikap hangatnya membuat Auristela terkadang berpikir apakah perasaannya akan terbalas? Tapi itu tidak mungkin kan?
Selama ini Randu lah alasan Auristela tersenyum. Sejak tahun lalu hanya dengan melihat Randu saja dapat membuatnya tersenyum. Dan sekarang ia menjadi bagian dari kelima laki-laki itu pun karena Randu. Senyum dan tawanya kembali saat bersama kelima lelaki itu.
Auristela merasa kehidupan sudah sedikit berwana saat bersama mereka. Bahagia.
Auristela pernah berpikir, apakah kebahagiannya saat ini akan hilang suatu saat nanti?
****
Bel pertanda masuk berbunyi. Bergegas mereka berenam berjalan menuju kelas. Mereka berjalan sambil bercanda, dapat terlihat senyum Ikram telah kembali. Lelaki itu tidak terlihat semurung tadi.
Mereka berjalan di lorong sekolah. Ada yang mengalihkan pandangan Auristela. Seorang perempuan berjalan melewati mereka sambil tersenyum malu-malu ketika melihat kearah Randu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA (SELESAI)
Teen Fiction[REVISI] Mungkin tersenyum adalah hal tersulit yang tidak dapat dilakukan oleh seorang Auristela Chalondra. Tapi bagaimana jika takdir dengan senangnya mempermainkan perasaan Auristela. Membuatnya dapat tersenyum juga terluka secara bersamaan. Aur...