39. Jangan Ngalah Lagi!

16.4K 1.2K 42
                                    

Iyo bersiul memasuki sebuah restoran. Duda tampan tersebut seperti biasa menyebar senyuman manis pada gadis-gadis yang menatapnya penuh kekaguman.

Matanya yang menggunakan kacamata hitam, diedarkan mencari sosok yang memintanya datang kemari.

Menemukam objek yang dicarinya, ia menurunkan sedikit kacamatanya untuk melihat jelas objek tersebut.

Sebelum menaikkan kembali kacamatanya, ia sempat melayangkan kedipan sebelah mata pada seorang gadis yang cekikikan melihat aksinya.

Tersenyum kecil membuatnya semakin terlihat manis. Mulai melangkah hingga langkahnya terhenti pada meja pojok.

Kernyitan di dahinya semakin dalam melihat sosok yang meminta bertemu dengannya sedang menelungsupkan kepala pada lipatan tangannya yang berada di atas meja.

"Woy!" seru Iyo sembari menepuk bahu Malvin membuat empunya menegakkan badan.

Iyo mengerjap beberapa kali, mengamati ekspresi Malvin yang tak seperti biasanya.

"Lo kalau mau tidur, kenapa ngajakin gue ke sini?!" Iyo melempar tisu pada Malvin yang ekspresi wajahnya begitu lelah dan muram.

"Gue laper," balas Malvin datar dan mulai memanggil pelayan.

Kedua pria tersebut mulai memesan makanan.

Lagi-lagi Iyo berulah, menggombali pelayan wanita tersebut yang masih muda membuat Malvin menyela keduanya.

"Inget anak kembar lo!" desis Malvin membuat Iyo menendang kakinya di bawah meja, sementara pelayan tersebut undur diri.

"Aelah lo perusak suasana aja!" gerutu Iyo kesal.

"Tumben lo ajakin gue makan bareng? Kan bro-hood lo si Anis mesum kampret!" sindir Iyo. Memang dari mereka berlima bersahabat, Malvin paling dekat dengan Anis. Iyo tau jika Malvin dan Anis sering kali makan siang bersama tanpa mengajak yang lainnya.

"Gue gak butuh dia buat traktir gue," balas Malvin datar membuat Iyo mendengus. Ternyata ia diajak makan untuk membayar makanan.

"An pake jing! Nyesel gue ke sini!" Sudut bibir Malvin berkedut, tanda pria itu sedang tertawa. Begitulah Malvin, jika menurutnya lucu, ia sangat jarang mengeluarkan suara gelak tawanya dan hanya mengulum tawanya. Benar-benar tak bisa mengekspresikan dirinya.

Pesanan mereka telah tiba, mereka makan dan sesekali berbincang. Mengingat jika setelah yang lainnya telah menikah, mereka sudah jarang kumpul bareng, apalagi mereka semua telah memiliki anak.

Kecuali, Iyo yang walau sudah memiliki dua anak kembar tapi tetap hidup bebas sementara dua anak kembarnya diurus sang Mama.

"Auri minta cerai," ujar Malvin pelan, namun mampu di dengar Iyo.

Iyo berhenti mengunyah terlebih dahulu, sedikit terkejut menatap Malvin yang sama sekali tak berekspresi dan tetap santai menikmati makanannya.

Iyo menelan kasar makanannya lalu meneguk air.

"Terus?" Malvin membalas tatapan Iyo yang menatapnya penasaran.

Malvin hanya diam.

Iyo mendengus pelan.

"Ya udah lo terima aja. Biar gue ada temen dudanya." Setelah mengatakan hal tersebut Iyo tertawa, mengabaikan orang-orang yang menatapnya.

Sudut mata Iyo menangkap pergerakan Malvin yang memegang garpu membuatnya berhenti tergelak.

"Santai bro! Gue bercanda kali!" Iyo tertawa.

"Gak enak jadi duda. Apalagi lo masih kategori pengantin baru, masa udah pisah? Pasti lo belum puas nikmatin malam-malam panas, 'kan?" tambah Iyo menggoda Malvin.

Love Makes CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang