Auri mungkin gila kalau saja mengikuti saran dari ketiga wanita itu yang entah sejak kapan mereka berteman, layaknya suaminya dengan para suami mereka.
Saran-saran gila yang membuatnya bergidik ngeri.
Pertama dari Sasa yang menyarankan agar ia memakai pakaian seksi menyambut Malvin yang baru pulang dari rumah sakit.
Auri membayangkan menggunakan lingerie seksi yang menampilkan lekukan tubuhnya. Walau tubuhnya tak semok dan bagian dadanya tak terlalu menonjol serta pantatnya juga tak montok, tapi namanya seorang pria tak akan menolak sajian yang menggiurkan, bukan?
Auri telah mengenakan lingerie berwarna cream senada dengan warna kulit membuatnya tidak seperti mengenakan apapun pada tubuhnya. Menunggu Malvin pulang sesuai apa yang disarankan Sasa.
Pintu utama terbuka menampilkan sosok Malvin yang baru masuk dengan wajah datar seperti biasanya.
Berpose seksi untuk menarik perhatian Malvin.
"Mas," panggilnya manja seraya berdiri menghampiri Malvin yang diam berdiri di tempatnya.
"Mas mau makan atau makan?" tawar Auri disertai desahan dan kata 'makan' di akhir ditekan karena memiliki arti terselubung.
"Di luar hujan. Pakai baju tebal nanti kamu masuk angin kalau pakai baju seperti itu." Auri melongo menatap Malvin dan merasa rahangnya semakin ingin terjun saat Malvin melewatinya begitu saja.
Dengan cepat Auri menggeleng mengenyahkan khayalannya tersebut. Masih berkhayal saja ia sudah ditolak, apalagi jika ia melakukannya.
Dan lebih baik ia tak membayangkan saran dari Via dan Laras karena lebih gila dari saran Sasa.
Kedua wanita tersebut menyuruhnya melakukan hal yang ia lakukan sebelum menikah dengan Malvin, yaitu mencampur obat perangsang pada minuman Malvin.
Auri tak akan pernah melakukan hal tersebut. Tak ingin Malvin semakin membencinya atau mungkin akan menceraikannya.
"Mbak Auri!"
Panggilan dari luar kamarnya membuat Auri berhenti memikirkan saran-saran tersebut. Ia segera membuka pintu kamarnya.
Terlihat Bibi Anti.
"Kenapa Bik?" tanyanya pada wanita paruh baya tersebut.
"Mbak Auri mau menu makan malam apa?" tanya Bibi Anti.
Auri tidak langsung menjawab, ia melirik pintu kamar di ujung.
"Mas Malvin belum pulang?" tanyanya yang digelengi Bibi Anti.
"Saya telpon Mas Malvin dulu. Dia pulang atau enggak." Bibi Anti pun berlalu.
Auri ketar ketir menghubungi Malvin karena selama ini Malvin selalu mengabaikan pesannya. Tapi, ia mencoba peruntungan melihat sikap Malvin yang perlahan mulai berubah, walau hanya penting jika mengajaknya bicara, itu merupakan perubahan.
Jantung Auri berdebar tak karuan saat sambungan teleponnya terhubung. Auri sama sekali tak mengeluarkan suara.
"Halo." Suara datar menyahut di seberang sana.
"Ah ha-halo." Auri memukul kepalanya sendiri. Kenapa ia tiba-tiba gugup?
"Kenapa?" Masih dengan suara datar di seberang sana.
"Anu... engh.. Mas Malvin pulangnya cepat?" Auri tak segera mendapat jawaban.
"Saya sudah ada dirumah." Auri tertawa hambar. Entah kenapa ia tertawa.
"Ah..." Sambungan terputus padahal Auri masih ingin bicara, Auri menatap layar ponselnya kesal.
"Untung sayang," ujar Auri menatap wallpaper ponselnya yang menampilkan wajah lelap Malvin yang begitu tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Crazy
ChickLit》Love Makes Series 4《 • • • Hari itu merupakan hari tersial bagi sosok Auristela Darakutni. Ia mengalami kecelakaan hingga mengalami patah tulang di bagian kaki. Hari itu dalam keadaan sadar saat berada di rumah sakit, ia meraung sakit menangis hist...