55. My Trip, My Love Story

16.1K 1.1K 26
                                    

"Tada!"

Seru Auri sembari merentangkan kedua tangannya ke arah vespa matic. Mempersembahkan motor tersebut di hadapan Malvin yang sama sekali tak mengubah ekspresinya.

Auri berubah kikuk, ia menurunkan kedua tangannya melihat tampang suaminya yang tak menunjukkan ekspresi terkejut atau pun bertanya-tanya kenapa ada motor di hadapan mereka.

Auri menyewa motor tersebut sebagai  kendaraan mereka ke tempat yang menjadi tujuan Auri.

Sama sekali Auri tak memberitahu Malvin tentang kemana mereka hari ini.

Seperti yang di lakukan Malvin kemarin, tak memberitahu tujuan liburan mereka kemana, jadi hari ini Auri juga tak memberitahu suaminya itu.

"Kamu mau naik motor?" tanya Malvin setelah hening menyapa mereka beberapa detik.

Auri yang tadi cemberut berubah sumringah. Ia mengangguk semangat sembari menyunggingkan senyum lebar.

"Mau ya Mas?" pinta Auri memelas lalu ia terdiam sejenak. "Eh! Mas Malvin tau caranya bawa motor?" tanya Auri.

Kenapa Auri tak berpikir ke depan?

Jika Malvin benar-benar tak tau caranya mengendarai motor, bisa-bisa rencana Auri gagal total. Berboncengan mesra menempuh perjalanan di tengah-tengah pemandangan indah.

"Bisa."

Jawaban singkat Malvin membuat Auri kegirangan bukan main, dengan cepat ia menyerahkan helm pada Malvin, tapi Malvin tak menerimanya membuatnya mengernyit bingung.

"Kenapa Mas?"

Malvin menghela nafas panjang.

"Panas."

Auri melongo mendengar perkataan Malvin.

"Ayolah Mas! Pasti nanti adem kok kalau udah naik motor!" rengek Auri. Sebisa mungkin ia memasang raut menggemaskan agar Malvin menerima ajakanya.

"Besok dan seterusnya biar saya yang tentuin kemana kita!" Malvin merampas helm tersebut lalu memakainya.

Auri mencebikkan bibirnya kesal mendengar perkataan Malvin lalu memasang helmnya.

Melihat Malvin telah duduk di atas motor membuat Auri dengan cepat mengambil ponsel lalu menjepret suaminya tersebut.

"Cepat Auri!"

Auri berhenti tersenyum melihat hasil jepretannya, ia pun naik ke belakang Malvin.

Auri menahan nafas saat Malvin memutar sedikit tubuhnya ke belakang lalu memasang pengait helmnya.

Setelahnya Malvin kembali menghadap ke depan, baru lah Auri bernafas.

Lagi-lagi Auri berdebar tak karuan. Dan tak bisa menahan senyumnya.

Ia belum terlalu tenang, tapi Malvin lagi-lagi membuatnya semakin ketar ketir saat suaminya itu menarik kedua tangannya untuk memeluk pinggangnya.

Nafas Auri berubah berat. Sungguh, ia tak bisa menahan gejolak di dalam dirinya. Ingin rasanya ia berteriak saking senangnya.

Motor melaju dan Auri masih belum menyadari hal tersebut karena sibuk menenangkan debaran jantungnya yang tak normal.

"Kita mau kemana?!" Bahkan pertanyaan Malvin tak didengar.

Malvin menghentikan laju motor lalu menengok ke belakang, melihat tubuh Auri kaku memeluk pinggangnya erat.

"Kalau kamu takut naik motor, kenapa gaya-gayaan mau naik motor?!"

Auri tersentak mendengar pertanyaan Malvin. Wajah Malvin terlalu dekat dengannya. Bahkan nafas Malvin menerpa permukaan wajahnya.

Auri tersentak saat kaca helmnya diturunkan secara kasar. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Malvin.

Love Makes CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang