Jika Bang Kai sedang dirundung galau, sedangkan Auri dirundung kepanikan saat Ibu Maharani bertanya di mana kamarnya bersama Malvin.
Auri melirik Malvin yang hanya diam. Begitu tenang. Wajah tampannya yang datar itu sama sekali tak menampilkan guratan cemas, tidak seperti dia.
Karena Auri takut Ibu Maharani akan kecewa jika tau mereka tidak sekamar.
"Kamar kalian dimana? Nanti Ibu tidur dimana?" ulang Ibu Maharani.
"Kamar tamu ada di lantai dua Bu," jawab Malvin tenang, tidak seperti istrinya yang sudah kena serangan panik.
"Oh... terus yang itu kamar?" Tunjuk Ibu Maharani kamar yang ada di lantai satu.
"Iya. Salah satunya kamar kami. Dan kamar lainnya masih kosong jadi Sama sekali gak ada perabotan," jelas Malvin. Masih dengan ekspresi dan nada bicara datar.
Ibu Maharani manggut-manggut dan meminta Auri untuk mengantarnya naik ke kamar tamu.
Selepas mengantar Ibu Maharani, ia turun dan menuju kamarnya. Saat hendak masuk, ia di intrupsi Malvin.
"Mau kemana?"
"Masuk kamar... bobok siang," jawab Auri. Tidak lupa dengan cengiran khasnya.
"Masuk..." Malvin mengendikkan kepala ke arah kamar yang ditempatinya sekarang membuat Auri mengerjap tidak percaya.
"Tunggu apa lagi?" tanya Malvin dingin membuat Auri bergegas masuk.
Mereka berada di kamar tengah, antara kamar mereka masing-masing yang mereka tempati.
Auri mengamati kamar tersebut yang isinya lengkap dan kamarnya lebih luas dari kamarnya.
"Kalau ada keluarga kamu atau keluarga saya yang menginap, kita satu kamar di sini," jelas Malvin datar membuat Auri mengalihkan pandangannya pada pria itu.
"Kalau bisa kamu pindahin sebagian pakaianmu ke lemari dan jangan lupa kunci pintu kamarmu," tambah Malvin.
Auri menatap lamat Malvin, pria itu banyak bicara hari ini. Walau masih tanpa ekspresi, tapi itu adalah perubahan yang cukup tiba-tiba membuatnya agak terkejut dan bertanya-tanya apa yang membuat Malvin seperti ini?
"Kamu dengar apa yang saya katakan?" Auri terkesiap dan mengangguk menjawab pertanyaan Malvin, ia segera keluar menuju kamarnya. Melakukan apa yang Malvin tadi katakan.
*****
"Bang Kai udah pulang Bu?" tanya Auri yang baru saja keluar dari kamar mandi karena tadi mendengar suara bel, yang ia duga adalah Bang Kai yang mengantar pakaian Ibu Maharani.
"Bukan Kai yang antar."
"Terus siapa yang antar?" Ibu Maharani menyerahkan tas jinjing tersebut pada Auri.
"Dami. Udah sana kamu bawa ke atas!" Auri mencebikkan bibir kesal.
"Lho Dami ada di sini? Bukannya dia di Bandung?" tanya Auri keheranan akan kehadiran adik sepupunya di Jakarta.
"Udah dua hari. Minta izin, soalnya Bundanya sakit."
"Tante Ratna sakit apa? Kenapa gak bilang Bu!" protes Auri. Ratna adalah adik dari Pak Darakutni.
"Iya! Dia sakit malarindu sama anaknya. Makanya Dami pulang." Auri mendengus. Perasaan cemasnya berubah kesal. Ibu Maharani benar-benar mempermainkannya.
"Cepet bawa naik tas Ibu!" suruh Ibu Maharani.
"Aku nyonya di rumah ini loh, Bu," sindir Auri mendengus, sontak kepalanya di toyor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Crazy
ChickLit》Love Makes Series 4《 • • • Hari itu merupakan hari tersial bagi sosok Auristela Darakutni. Ia mengalami kecelakaan hingga mengalami patah tulang di bagian kaki. Hari itu dalam keadaan sadar saat berada di rumah sakit, ia meraung sakit menangis hist...