54. Bulan Madu, Semanis Madu Kah?

17.3K 1.2K 40
                                    

"Cheese!!"

Baik Auri, maupun Malvin menoleh ke asal sumber suara lalu terdengar suara jepretan kamera.

Auri terkejut melihat pasangan suami istri di hadapannya yang tertawa karena melihat hasil jepretan tersebut.

"Cie~ yang liburan bareng!" Goda Via.

"Lho kok?"

Auri menunjuk Via dan Anis secara bergantian. Heran melihat keduanya. Padahal yang ia tau kedua orang tersebut sedang perang dingin.

"Perangnya udah selesai," jelas Anis tau jika Auri penasaran kenapa ia dan Via sekarang bersama liburan di sini.

Anis hendak duduk di sebelah Malvin, tapi Via menariknya.

"Kita duduk bareng," ujar Via. Tak ada nada manja, melainkan nada protes. Anis menurut saja lalu mengendikkan kepala ke arah Auri dengan maksud menyuruh Auri pindah ke sebelah Malvin.

"Masih ada tempat lain," sela Malvin membuat ketiga orang tersebut menatapnya.

"Iya deh yang gak mau diganggu," ketus Via jengkel melihat Malvin yang mengusir kehadirannya dengan Anis.

"Mas Malvin pasti bercanda kok." Auri membela Malvin, ia mempersilahkan pasangan tersebut duduk di tempatnya dan ia duduk di sebelah Malvin. Meski tak jadi sarapan berduaan dengan Malvin, tapi Auri senang sekaligus sengaja mengajak Anis dan Via bergabung agar ia duduk di sebelah Malvin.

"Kalian kapan datang?" tanya Auri pada Anis-Via di sela-sela mereka menikmati sarapan.

"Setelah dari rumah kalian malem itu, gue langsung jemput Via. Besoknya ke sini. Hari ini kita mau balik." Anis yang menjawab.

"Wah! Gak jadi traktiran nih Kak." Auri tertawa diikuti Via. Mengingat perkataan Via saat di rumah Andra.

"Traktiran apa?" tanya Anis bingung menatap Auri lalu menatap Via. "Kamu hamil, Yang?" Via menepuk lengan Anis lalu menggeleng.

"Apa sih jangan bikin aku penasaran?" Anis benar-benar penasaran. Apapun itu  jika menyangkut Via, ia harus tau apalagi melihat Via yang tertawa.

"Kata Via kalau dia janda, dia mau traktir orang-orang." Malvin yang menjelaskan membuat Anis melotot sementara Via mencebikkan bibirnya kesal. Melotot marah pada Malvin yang kembali cuek menikmati sarapannya.

"Sayang! Kita udah bahas loh. Aku udah minta maaf. Bawa kamu liburan ke sini! Apapun keinginan kamu, aku penuhin, kecuali minta pisah," ujar Anis memelas. Raut frustasi tak bisa ia sembunyikan.

"Enggaklah! Waktu itu aku cuma bercanda," ujar Via lalu menyuapi Anis agar berhenti merengek. "Canda Sayang, Canda." Diiringi tawa kecil.

Auri yang melihat pasangan suami istri tersebut mengulum senyum. Benar-benar terlihat jika keduanya saling mencintai meski telah bertengkar hebat. Lalu ia melirik Malvin yang acuh tak acuh dengan kehadirannya.

"Ah Gumi gak ikut?" tanya Auri pada keduanya.

"Iya. Dijagain nyokap gue. Kalau Megumi ikut, ganggu proses bikin adiknya," jawab Anis lalu tertawa saat Via mencubit lengannya.

"Kenapa gak ngasih kabar kalau kalian di sini?" tanya Via.

"Gak penting gue ngasih tau kalian." Kali ini Malvin bersahut datar membuat Anis dan Via menggerutu kesal.

"Kalian berapa lama di sini?" tanya Via. Kali ini ia menatap Auri. Hanya menatap Auri karena kesal pada Malvin.

"Dua minggu," jawab Auri tersenyum manis.

"Wah! Gempur pagi-siang-sore-malem biar cepet jadi!" seru Anis membuat Via tertawa.

Malvin menendang pelan kaki Anis di bawah meja, sementara Auri menunduk untuk menutupi wajahnya yang merah. 

Love Makes CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang