Setelah pertemuan dengan Richel. Auri kembali ke rumahnya. Ia menyiapkan segala bahan masakan untuk makan malam. Entah sudah berapa lama ia tak melakukan hal ini. Meski tak pandai memasak, tapi ia tetap berusaha menyiapkan segalanya sebagai bentuk awal memperbaiki hubungannya dengan Malvin.
Memulai dari awal walau sekarang usia pernikahan mereka menginjak bulan ketiga.
"Lagi seneng banget ya, Mbak?" Auri tersentak lalu menyengir membalas tatapan Bibi Anti yang baru masuk ke dapur.
"Bi, seperti biasa ajarin saya ya?" Bibi Anti mengacungkan jempol mulai memberi intruksi pada Auri.
Suara deruh mesin mobil meembuat Auri berlari kecil ke arah pintu utama. Ia memperbaiki ikatan rambutnya serta posisi poninya. Tak lupa mencium kedua ketiaknya secara bergantian, siapa tau saja ia bau ketek.
Bau asam sedikit tak mengapa. Yang penting tidak menguar hingga tercium Malvin.
Malvin berhenti di ambang pintu, saat pintu terbuka melihat Auri yang berdiri menyambutnya dengan cengiran khas istrinya tersebut.
Menghindar beberapa hari ini darinya membuat Malvin agak terkejut melihat Auri menyambutnya.
"Aku kira Mas pulang larut atau enggak pulang sama sekali." Auri berujar sangat manis, tapi di pendengaran Malvin terdengar sindiran. Tanpa sadar, ia mendengus kesal.
Berjalan, melewati Auri seakan istrinya itu tak ada di sana.
Kali ini Auri yang mendengus, mengekori langkah Malvin hingga suaminya itu masuk kamar.
Dan Malvin baru sadar jika Auri mengikutinya saat ia yang hendak menutup pintu kamarnya.
"Ngapain kamu ikuti saya?!" tanya Malvin agak terkejut. Tapi, ia bisa mengontrol ekspresi dan nada suaranya.
"Aku mau ngomong sama Mas." Auri mencebikkan bibirnya. Cemberut karena respon Malvin tak sesuai ekspetasinya. Ah seharusnya ia sudah tau, Malvin tak akan berubah.
"Apa?" tanya Malvin malas.
"Kita makan malam bar..."
"Iya," sela Malvin membuat Auri mengerjap beberapa kali.
Kesal dan bahagia di waktu bersamaan.
Kesal karena Malvin menyela perkataannya dan bahagia karena Malvin menerima tawarannya. Makan malam bersama hal yang jarang dilakukan Malvin dengannya.
Namun, perasaan bahagia tentunya mendominasi daripada perasaan kesalnya. Membuatnya menyunggingkan senyum lebar.
"Apa lagi?" tanya Malvin datar karena Auri tak kunjung keluar dari kamarnya.
"Engh... enggak ada. Aku tunggu Mas." Setelah mengatakan hal tersebut. Auri bergegas keluar. Ia hendak bicara lagi pada Malvin.
Brak!
Suara pintu tertutup kasar bersamaan dengan dirinya menoleh membuatnya terkejut bukan main. Auri melayangkan kepalan pada pintu tersebut. Ingin sekali menjitak kepala Malvin.
Dan sekali lagi Auri tersentak karena pintu di hadapannya terbuka tanpa sempat ia tarik kepalan tangannya. Sehingga berada tepat di depan dagu Malvin.
Malvin menepis tangan Auri. Memasang raut mengintimidasi membuat Auri menyengir kaku.
*****
Seusai makan, Auri bergegas menghampiri Malvin yang sepertinya ingin masuk ke kamar. Ia menghadang langkah Malvin hingga langkah suaminya itu berhenti.
Ditatap tajam membuat Auri lagi-lagi menyengir sehingga Malvin memutar bola mata jengah.
"Mas... mau nge-teh?" tawar Auri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Crazy
ChickLit》Love Makes Series 4《 • • • Hari itu merupakan hari tersial bagi sosok Auristela Darakutni. Ia mengalami kecelakaan hingga mengalami patah tulang di bagian kaki. Hari itu dalam keadaan sadar saat berada di rumah sakit, ia meraung sakit menangis hist...