EXTRA PART II

27.1K 1.5K 35
                                    

Berusaha keras Auri menahan pekikannya agar tak keluar. Ia menutup mulutnya dan matanya mulai berkaca-kaca menatap henda pipih di tangannya.

Suara ketukan pintu di belakangnya membuatnya tersentak. Dengan cepat ia menyembunyikan benda pipih tersebut dalam bajunya, menyelipkan di karet celananya.

Auri menyengir saat Malvin membuka pintu di hadapannya.

"Mas ih! Kok masuk? Apa kalau aku telanjang?" Auri pura-pura kesal. Malvin melengos begitu saja untuk menuntaskan panggilan alam.

Auri dengan cepat melesat pergi. Masih ada rasa malu jika melihat 'benda panjang' Malvin, padahal mereka sudah sering kali melakukan hal 'itu'. Sementara Malvin tak ada rasa malu, malah Malvin tak pernah malu menunjukkan tubuh tanpa sehelai benang padanya.

Setelah keluar dari kamar mandi, Auri menaruh benda pipih tersebut di bawah tumpukan bajunya dalam lemari.

Tersentak kaget saat ia menutup pintu lemari ternyata ada Malvin yang berdiri di balik daun pintu lemari itu tadi.

"Ih Mas! Suka banget deh kagetin aku!" Refleks tangan Auri memukul lengan Malvin.

"Aku mau pagi ini kamu yang siapin sarapan," ujar Malvin datar. Masih saja sikapnya tak berubah walau hubungan mereka telah membaik, seperti suami istri pada umumnya.

"Mas, mau sarapan apa?"

"Apa saja yang penting kamu yang siapin." Auri tersenyum lebar ingin menggoda suaminya yang kaku itu.
"Dan bukan kamu yang bikin." Senyum Auri luntur.

Memang, kemampuan memasak Auri tak pernah meningkat. Jika memasak sendiri, maka masakan yang ia buat berakhir gosong. Itu pun kalau berhasil, pasti keasinan atau tidak ada rasa sama sekali.

Melihat wajah cemberut istrinya, tangan Malvin terulur. Mengusap puncak kepala Auri. "Aku pernah bilang kan, kamu gak usah masak. Aku gak mau kamu capek."

Walau tidak ada nada lembut dan terkesan datar, tapi mampu membuat Auri kembali tersenyum.

"Mas bisa aja. Aku makin cinta deh kalau kamu romantisin aku terus!"

Usapan di kepalanya berhenti.

Malvin menatap aneh Auri lalu geleng-geleng kepala, ada-ada saja tingkah istrinya itu.

"Ponimu gak rapi makanya keningmu keliatan." Perkataan Malvin sontak membuat Auri cemberut lagi. Tanpa menatap Malvin ia keluar dari kamar karena tak invin Malvin semakin meledek kening lebarnya.

*****

Segala persiapan untuk makan malam romantis telah disiapkan Auri. Ia dan Malvin hanya makan romantis di meja makan di rumah. Tak ingin bersusah payah makan di restoran terkenal karena Auri tau Malvin tak akan mau dan curiga kenapa ia tiba-tiba ingin makan malam romantis.

Yang dilakukan Malvin saat baru datang dari rumah sakit adalah tatapannya yang datar serta pertanyaannya yang membuat Auri nyaris melempar piring pada suaminya tercintanya itu.

"Kamu mau 'itu-itu' makanya baik-baikin aku? Sediain makan malam seperti ini."

Siapa coba yang tak emosi. Malvin dengan segala pikiran negatifnya jika Auri bertingkah baik.

Mereka makan dalam keheningan karena Malvin tak suka jika di ajak bicara saat makan.

Setelahnya Auri memberi Malvin desert berupa puding cokelat untuk Malvin.

"Mas," panggil Auri pelan saat mereka masuk ke kamar.

"Kenapa?" tanya Malvin seraya melepas kancing kemejanya satu per satu.

Love Makes CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang