"Bang Kai!"
"Oi! Bang Kai!!"
"Bang Kai busuk!!"
Sontak kepala Auri dihantam bantal sofa membuatnya mengaduh sakit secara berlebihan, bahkan berteriak-teriak. Maklum, Pak Darakutni sedang tak ada di rumah, jadi ia bebas berteriak seenak jidat.
Bang Kai sedang ada di rumah karena sedang akhir pekan. Menjadi pengasuh bayi besar yang sedari tadi menyuruhnya kesana kemari. Bahkan hanya mengambil remote yang berada satu jengkal dari adik laknatnya tersebut, ia di suruh layaknya seorang babu.
"Aku bilangin Bapak, Bang Kai jahat!" ujar Auri mencebikkan bibirnya kesal.
"Aduin aja!! Enggak takut!" teriak Bang Kai kesal.
Auri semakin mencebikkan bibirnya. Sebenarnya enggan berada satu ruangan dengan Bang Kai, karena membuat telinganya berdengung jika kakaknya itu berteriak.
"Bang Kai...," panggil Auri setelah hening cukup lama.
Bang Kai hanya melirik adiknya, tau jika adiknya mulai bosan dan akan mengganggunya.
"Bang Kai busuk..." Bang Kai melotot pada Auri. Bukannya takut, Auri malah tertawa karena berhasil mengalihkan Bang Kai.
"Bang Kai busuk... bujangan suka koli..," tambah Auri lalu tertawa keras. Tambahan kata 'Busuk' saat menggoda Bang Kai, adalah kepanjangan dari 'Bujangan suka koli'. 'Koli' yang sebenarnya 'C***'. Katanya biar lebih enak didengar dan disebut.
"Asu!" umpat Bang Kai.
Auri makin tertawa, kalau saja kakinya tak sakit, ia mungkin akan berguling-guling. Bahkan perutnya mulai sakit, saking lamanya ia tertawa.
"Pasti semalam Bang Kai abis 'koli', ya? Aku liat banyak tisu di tempat sampah Abang. Terus semalam aku juga dengerin suara erangan Abang."
"Diem Auri!" desis Bang Kai kesal. Mencoba mengabaikam Auri, tapi adiknya itu tetap saja menggodanya.
"Bang! Bang! Bang Kai!" panggil Auri, tapi diabaikan. Bang Kai masih sibuk menatap layar ponsel.
"Bang Kai kalau 'koli' bayangin siapa?" Sontak Bang Kai tersedak ludahnya sendiri. Auri kembali tertawa melihat wajah Bang Kai memerah karena malu.
"Auri! Kamu perempuan, gak baik bicara seperti itu!" Bang Kai memberi nasehat membuat Auri mencibir tanpa suara.
Lalu Auri terdiam agak lama hingga Bang Kai menatap adiknya yang kini senyum-senyum sendiri.
"Kayaknya yang dibilang Ibu bener. Kamu mulai gak waras." Auri mendelik pada Bang Kai yang membuyarkan lamunan indahnya.
"Padahal aku lagi bayangin, gimana Mas Dokter 'koli'. Apalagi kalau jadiin aku objek fantasi liar...errr!" Wajah Auri memerah, ia menangkup kedua pipinya lalu tersenyum malu-malu.
Bang Kai melongo, benar-benar adiknya diambang batas habis kewarasannya.
"Eh dasar mesum! Ngapain Dokter Malvin coli bayangin kamu? Orang dia bisa langsung praktek!" Auri menatap Bang Kai.
"Maksud Bang Kai?" Bang Kai berdecak kesal mendengar panggilan Auri padanya.
"Dia kan bisa lakuin sama istrinya." Senyum Auri memudar. Wajahnya tiba-tiba mendung. Baik Ibu Maharani, maupun Bang Kai selalu mematahkan semangatnya.
"Dia masih bujang tau!" teriak Auri kesal. Lalu bersidekap kemudian membuang muka.
"Mana ada bujangan punya anak?"
Sontak Auri kembali menatap Bang Kai yang kini tersenyum mengejek. "Bang Kai bohong, kan?"
"Kata Pak Darakutni, lelaki sejati gak boleh berbohong. Abang gak bohonglah, Dek!" ujar Bang Kai serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Crazy
ChickLit》Love Makes Series 4《 • • • Hari itu merupakan hari tersial bagi sosok Auristela Darakutni. Ia mengalami kecelakaan hingga mengalami patah tulang di bagian kaki. Hari itu dalam keadaan sadar saat berada di rumah sakit, ia meraung sakit menangis hist...