Malvino Wihardi Ananta.
Anak tunggal.
Umur tiga puluh satu tahun.
Makanan favorit, sate ayam dengan saus kacang yang sedikit pedas dan lontong dengan porsi banyak.
Minuman favorit, air lemon yang dingin.
Cinta kerapihan dan kebersihan.
Tanggal lahir, alamat rumah, semua tentang Malvin telah Auri ketahui dari Via yang sedari tadi berbicara padanya tanpa henti.
Seperti perjanjian mereka kemarin, mereka hari ini bertemu kembali dan Via benar-benar memberitahu semua tentang Malvin.
Via dan Laras melihat Auri begitu serius menyimak dan tak lupa mencatat setiap kata yang terlontar dari mulut Via.
Auri seperti murid yang sedang memperhatikan guru mengajar.
"Ah satu lagi!" seru Via saat mengingat sesuatu.
Auri yang tadi ingin memasukkan catatan kecil ke dalam tasnya, diurungkan dan kembali menyimak Via.
"Koko Mal gak suka disentuh!" Peringatan Via yang diangguki Laras.
Auri melongo tidak mengerti. "Maksudnya?"
"Jangan sekali-kali lo nyentuh dia. Pegang tangannya apalagi meluk dia selama lo masih dalam tahap pendekatan," jelas Via penuh peringatan. Auri mengangguk patuh. Tiba-tiba ingatannya berkelana ketika ia yang ingin memegang tangan Malvin, namun pria itu sontak mengelak. Ternyata pria itu anti disentuh. Lalu bagaimana nanti jika mereka menikah?
Auri dengan cepat mengenyahkan pikiran kotornya. Sekarang ia harus fokus dulu mendengarkan segala tentang Malvin sebelum memulai mendekati pria tersebut.
"Udah itu aja. Done," ujar Via lalu menyesap minumannya. Auri pun memasukkan kembali catatan kecilnya ke dalam tas.
"Kak Via kenal banget ya sama Mas Dokter eh maksud gue Dokter Malvin," ujar Auri menyengir.
"Bilang 'Mas Dokter' aja, Ri. Panggilan sayang lo ke dia, kan?" ujar Laras yang diangguki Auri malu-malu. Via dan Laras tertawa geli.
"Iya dong. Gue udah kenal dia lebih sepuluh tahun lamanya," ujar Via menanggapi perkataan Auri tadi.
"Kok bisa kenal Kak?" tanya Auri.
"Koko Mal sahabatnya kakak dan suami gue." Auri manggut-manggut.
"Dan yang lebih tepatnya kenapa Via tau semua tentang Malvin karena Malvin cinta pertamanya," celetuk Laras membuat Auri mengerjap beberapa kali, sementara Via mendengus kesal. Kalau saja Laras tak hamil, Via tak akan segan-segan mendorong kakak iparnya yang kurang ajar itu.
"Lo gak usah khawatir. Gue udah punya suami dan punya anak. Lagian itu udah lamaaa banget. Jaman gue masih bocah," jelas Via menenangkan Auri.
Tanpa sadar Auri mendesah lega. Entah kenapa ia merasa terancam jika wanita cantik di hadapannya menjadi saingannya.
Tentu saja ia merasa insecure jika bersaing dengan Via. Memiliki tubuh ideal bak model papan atas, walau telah memiliki anak dan wajahnya sebening mengkilat sama sekali pori-pori tak terpampang di wajah wanita itu.
Beda dengannya yang memiliki tinggi di bawah rata-rata. Padahal Pak Darakutni tinggi, begitu pun Bang Kai. Tapi, tidak bagi Ibu Maharani. Sepertinya tinggi badan Auri diwarisi dari Ibu Maharani.
"Kalian pernah pacaran?" tanya Auri membuat Laras tertawa dan sekali lagi Via mendengus kesal melirik Laras tajam.
"Kan Via udah bilang. Malvin jomblo abadi. Gak pernah pacaran," jelas Laras membuat Auri kembali manggut-manggut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Crazy
ChickLit》Love Makes Series 4《 • • • Hari itu merupakan hari tersial bagi sosok Auristela Darakutni. Ia mengalami kecelakaan hingga mengalami patah tulang di bagian kaki. Hari itu dalam keadaan sadar saat berada di rumah sakit, ia meraung sakit menangis hist...