56. Ada Apa Lagi Ini?

18.2K 1.3K 28
                                    

Auri kira keesokan harinya, ia tak mendapati Malvin di sebelahnya. Seperti malam dimana saat ia mencium Malvin beberapa minggu yang lalu, Malvin meninggalkannya seorang diri.

Bahkan selimut yang tak terpasang di tubuhnya, membungkus tubuhnya dan itu pasti Malvin yang melakukannya. Sama sekali Auri tak ingin bertanya saat itu karena tak ingin membahas apapun soal malam itu.

Auri mencium Malvin...

Malvin membalas...

Dan saat mereka sama-sama dikuasi gairah, tiba-tiba Malvin berhenti dan tanpa kata masuk ke kamar mandi...

Tanpa mengucapkan sepatah kata agar Auri tenang kenapa Malvin tak ingin melangkah lebih jauh. Berbuat lebih jauh, selain ciuman.

Jadi, Auri tak ingin membahas hal tersebut, bertanya 'Kenapa?', 'Apa?', karena Auri telah tau jawabannya.

Malvin tak akan pernah menjawab atau malah hubungan mereka yang perlahan dekat kembali meregang atau malah putus.

Auri kembali tak bisa menjangkau Malvin.

Auri kembali tak bisa mengajak Malvin mengobrol santai.

Auri kembali tak bisa tidur seranjang dengan Malvin.

Auri mungkin tidak akan pernah melihat senyum dan mendengar suara tawa Malvin yang begitu renyah.

Auri tak ingin itu terjadi.

Apalagi, keesokan harinya serta hari-hari berikutnya liburan mereka. Malvin sama sekali tak bersikap dingin, bahkan kejadian malam itu seakan tak pernah terjadi. Meski masih pendiam dan Auri yang menjadi pembicara aktif di antara mereka, Malvin meresponnya seperti yang dikatakan suaminya itu jika mereka menikmati destinasi liburan atas saran Malvin, tak ingin meminta saran Auri lagi.

Keputusan Auri untuk tidak membahas hal tersebut sudah benar. Auri tak salah. Walau ia sangat penasaran, tapi ia menekan rasa penasarannya. Membuat jawaban sendiri atas peryanyaan jika Malvin mungkin belum siap melakukan hal 'itu' lagi atau...

...hubungan mereka masih belum terlalu dekat untuk melakukan hal 'itu'.

Atau mungkin Malvin belum mencintainya?

Menerima kehadirannya, meski secara tidak langsung mengatakannya.

Sikap Malvin berubah.

Mereka sarapan kemudian makan siang serta makan malam bersama.

Mereka liburan dalam rangka bulan madu.

Semua hal yang mereka lakukan belum tentu bisa di simpulkan jika Malvin mencintainya, bukan?

Menerima pernikahan ini, belum tentu mencintainya, bukan?

Kenapa...

Auri menghela nafas pelan karena pikiran negatif mengusai kepalanya. Kedua tangannya menekan dadanya. Sama sekali tak terluka, tapi...

...rasanya sakit?

Sangat sakit.

Selalu terlintas di kepalanya, kenapa bisa mencintai mampu membuatnya gila?

Apa memang kalimat cinta itu gila memang benar?

"Saya kira kamu gak ada di sini?" Auri tersentak. Lamunannya terbuyar saat suara Malvin mengudara. Terlihat suaminya itu baru pulang dari bekerja.

Mereka memang telah kembali dari liburan yang tak akan pernah Auri lupakan setiap momennya. Kebersamaannya dengan Malvin, serta sikap Malvin yang perlahan berubah padanya. Meski ingatannya tentang malam penolakan Malvin untuk menyentuh dirinya masih mengganggu pikirannya dan berpotensi mengacuhkan kenangan indahnya bersama Malvin.

Love Makes CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang