Malvin melangkah mengikuti Richel yang berjalan goyah melewati lorong-lorong yang sepi ini. Lalu ia berhenti saat Richel duduk di sebuah bangku yang ada di lorong tersebut. Memunggungi dirinya.
Terlihat punggung Richel bergetar hebat dan sesekali suara isak tangis lolos. Walau berusaha keras menahan isak tangisnya, namun Richel tak bisa karena dadanya seakan sakit jika menahan tangisnya.
Malvin mendesah pelan, ia pun duduk di dekat Richel.
"Apa... seperti ini yang kamu rasain saat melihat orang yang kamu cintai bahagia dengan sahabatmu sendiri?" tanya Richel begitu lirih saat tau Malvin duduk di sebelahnya. Ia menyeka air matanya lalu duduk menyerong menghadap ke arah Malvin.
Matanya memerah, senyum manis yang selalu menghiasi bibirnya digantikan senyum pedih.
"Rasanya sakit Vin... sakit banget. Aku pengen abaikan, tapi gak bisa," lirih Richel pedih.
Tanpa kata Malvin menarik Richel ke dalam pelukannya. Richel menangis dengan suara kecil. Tak lagi berbicara tentang kesakitan dan kepedihan hatinya, tapi Malvin tau karena ia pernah merasakannya.
Ketika seseorang yang dicintai bahagia dengan sahabat sendiri.
Ketika ia mengalah demi sahabatnya yang juga mencintai wanita yang sama dicintai dirinya.
Malvin pernah merasakan hal itu, dan sekarang Richel juga merasakannya.
Melihat bagaimana Arkana memilih Bunga, sahabat Richel sebagai teman hidup membuat Richel tak kuasa menahan kepedihannya.
Hanya Malvin yang tau tentang perasaan Richel pada Arkana. Itulah kenapa Malvin tak ingin Richel terlalu dekat dengan Arkana karena tak ingin wanita itu semakin terluka.
Karena Arkana hanya menganggap Richel adik. Semua perlakuan Arkana pada Richel sebagai adik. Tapi, Richel menyalahartikan hal tersebut hingga ia terjebak sendiri dengan perasaannya.
"Kamu beruntung Vin... orang yang pernah kamu cintai, pernah menyukai kamu juga, sedangkan aku.... gak pernah. Bang Kana gak pernah balas perasaanku," lirih Richel. Nadanya begitu pilu menandakan ia begitu sakit hati.
Seperti Malvin yang mengetahui pria yang dicintai Richel, begitu pun Richel yang mengetahui wanita yang dicintai Malvin.
Richel kembali menangis, hendak kembali berbicara dengan menarik dirinya dari pelukan Malvin.
Richel menangkap sosok Auri membuatnya berhenti berbicara.
Auri pergi membuat kedua orang tersebut menatap kepergian Auri dalam diam.
Hingga tepukan pelan di lengan Malvin menyentak Malvin berhenti menatap kepergian Auri.
"Jangan diam lagi Vin!" ujar Richel pelan, penuh penekanan.
"Tapi... kamu gimana?"
*****
Sisa-sisa air mata yang membasahi kedua pipinya, ia seka kasar dan kembali melanjutkan aktivitasnya.
Mengemasi seluruh pakaiannya ke dalam koper. Bahkan barang-barangnya ia taruh ke dalam kardus besar.
Saat mendirikan koper tersebut, seluruh isinya terhambur keluar karena ia lupa menarik reslitingnya.
Auri menendang koper tersebut putus asa dan kembali duduk bersimpuh serta menangis sesenggukan.
Hanya beberapa detik ia menatap pakaiannya yang berserakan di hadapannya, ia kembali memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper. Tak lagi menyusunnya rapi dan tak lupa menutup reslitingnya.
Hendak mendirikan koper itu lagi, tapi suara pintu di belakangnya terbuka, mengurungkan niatnya.
Selama beberapa detik mereka saling bertatapan. Menyelami tatapan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Crazy
ChickLit》Love Makes Series 4《 • • • Hari itu merupakan hari tersial bagi sosok Auristela Darakutni. Ia mengalami kecelakaan hingga mengalami patah tulang di bagian kaki. Hari itu dalam keadaan sadar saat berada di rumah sakit, ia meraung sakit menangis hist...