23. Pilihan Yang Salah

14.2K 1K 59
                                    

Nafas keduanya terengah-engah, seakan baru saja berlari. Keduanya saling menatap sejenak lalu memisahkan diri.

Malvin membanting tubuhnya di sebelah Auri yang langsung meringkuk memeluk selimut yang membungkus tubuhnya.

Auri memunggungi Malvin karena terlalu malu, mengingat aktivitas mereka beberapa saat yang lalu.

Menyentuh kedua pipinya yang terasa panas.

Astaga!

Auri bukan lagi anak gadis Pak Darakutni. Apa sekarang bisa dibilang jika ia adalah wanitanya Malvin?

Auri yang diliput bahagia, beda halnya dengan Malvin diliputi resah dan cemas.

Ia hanya terdiam menatap langit-langit kamar. Rasanya ia ingin membanting apapun yang ada di sekitarnya termasuk makhluk hidup yang berada di sebelahnya. Namun, semuanya sudah terlambat.

Kejadian sejam yang lalu saat ia selesai meminun air lemon pemberian Auri yang ia yakini ada campuran obat perangsangnya. Tak bisa mengelak lagi saat Auri menawarkan diri mengantarnya pulang. Bukan pulang ke rumah, melainkan mereka singgah di motel.

Ia dikuasai obat tersebut sehingga tak bisa berbuat apa-apa, selain menerima setiap sentuhan yang diberikan Auri dan balik menyerang Auri hingga kejadian beberapa menit yang lalu terjadi.

Keduanya larut dalam pikiran masing-masing hingga tertidur pulas.

Hingga keesokan harinya, mereka terbangun karena pintu kamar terbuka secara kasar.

Malvin beringsut duduk, mata sipitnya sontak terbuka sempurna saat melihat ada yang masuk ke kamar.

"Kamu!" desis Pak Darakutni. Wajahnya memerah dan mengeras. Kedua tangannya terkepal kuat. Melihat anak gadisnya berduaan di kamar dengan seorang pria membuatnya murka.

Apalagi dari kemarin, ia mencari keberadaan Auri. Auri tak pulang semalam hingga ia kesana kemari mencari anak gadisnya. Karena terlalu panik, ia pun lupa melacak keberadaan Auri menggunakan ponsel. Hingga Subuh tadi, ada Bang Kai yang mengingatkan jika mereka memakai pelacak saja.

Dan menemukan putrinya tersebut di kamar motel berduaan dengan seorang pria.

Auri melenguh, belum terbangun, ia membuka setengah matanya lalu melotot, dengan cepat ia beringsut duduk hingga tak menyadari jika ia telanjang membuat selimut yang menutupinya melorot mempertontonkan dadanya yang telanjang, dipenuhi banyak bercak merah.

Melihat itu Pak Darakutni menggeram marah. Ia semakin murka.

"Bapak!" seru Auri terkejut sembari menutupi dadanya menggunakan selimut.

Tanpa kata Pak Darakutni meraih lengan Malvin lalu membanting pria tersebut ke lantai. Untung saja semalam Malvin mengenakan celananya sebelum tidur, makanya ia tak telanjang.

Malvin merasakan tulang punggungnya remuk, dibanting begitu saja di atas keramik.

Lalu ia merasakan kepalanya di tendang kuat hingga kepalanya tertoleh dan badannya juga ikut tertoleh ke arah pintu. Ia bisa melihat kehadiran kakak dari wanita yang ia ambil perawannya semalam berdiri di ambang pintu. Menatap dirinya sama murkanya dengan pria paruh bayah yang menendangnya tadi.

Telinga Malvin berdengung, ia tak bisa mendengar apapun di sekitarnya, makian pria paruh baya tersebut serta jeritan Auri yang menyuruh pria paruh baya itu berhenti menendang tubuhnya.

Auri menjerit, dengan cepat ia memakai gaunnya yang semalam tanpa memakai dalaman lagi, ia ingin menghentikan Pak Darakutni, namun Bang Kai dengan cepat mencekal lengannya lalu pipinya ditampar keras.

Love Makes CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang