34. Oh! Oh! Ternyata

11K 1K 20
                                    

"Bang Kai suka ya sama Kak Richel?" Tebak Auri sembari menunjuk wajah Bang Kai.

Saat ini mereka berada di samping rumah, letak kolam renang berada. Auri yang mengamati Bang Kai sejak tadi, kini ingin mengkonfirmasi dugannya.

"Enggak!!" bantah Bang Kai berteriak.

"Ya enggak usah teriak!" Auri mendengus.

Bang Kai seakan lupa jika ia masih mendiamkan Auri.

"Tapi bo'ong, 'kan?" Auri kembali menggoda Bang Kai.

Tawa Auri seketika ledak saat melihat wajah Bang Kai memerah dan jangan lupakan telinganya yang juga ikut memerah.

"Astaga! Kok aku baru ngeh. Kan nama cewek yang Abang suka namanya Richel. Jadi Kak Richel?!" Dengan cepat Bang Kai menutup mulut Auri menggunakan tangannya, mendesis menyuruh Auri diam. Matanya ke arah pintu kaca, mengawasi kalau-kalau ada yang mendengar ucapan Auri tadi.

"Kak Richel seumur Mas Malvin loh, Bang. Berarti... kalian beda lima tahun. Ih gak cocok. Masa tuaan ceweknya?" Auri berkomentar kurang ajar setelah Bang Kai melepas bekapannya.

"Eh tapi belum tentu Kak Richel suka Abang," ejek Auri, menyela Bang Kai yang hendak protes.

"Iya, dia gak suka sama aku, karena sukanya sama suami kamu!" ujar Bang Kai asal dan sukses membuat Auri muram.

Bang Ka melunturkan senyuman jahilnya.

"Dek..."

"Aku masuk dulu Bang. Mau mandi." Pamit Auri berdiri meninggalkan Bang Kai yang terpekur sendirian.

*****

Mereka berkumpul di meja makan untuk menikmati makan siang. Tentu hasil masakan Ibu Maharani yang dibantu Richel, sementara Auri menikmati makanan. Yang tamu siapa, yang tuan rumah siapa.

Sengaja Ibu Maharani melarang Richel lebih dulu pulang agar mereka ramai makan bersama, atau lebih tepatnya agar putranya bahagia. Tentu saja Ibu Maharani langsung bisa tau kalau Bang Kai tertarik pada wanita ayu nan kalem tersebut.

"Mbak yang nanti kerja disini kapan datang?" tanya Ibu Maharani di sela-sela mereka makan. ART yang akan kerja di rumah ini.

"Tiga hari lagi," jawab Auri. Ibu Maharani manggut-manggut.

"Harusnya di rumah ini gak ada ART, biar Auri jadi istri yang berguna, gak cuman nyenangin di ranjang." Auri tersedak, dengan cepat ia meneguk air dan melotot protes pada Ibu Maharani yang terkikik jahil.

Auri melirik Malvin yang hanya tersenyum kecil menanggapi perkataan Ibu Maharani.

Malvin tersenyum?

Auri tentu syok melihatnya malah ia merasa kehilangan saat Malvin kembali ke ekspresi datarnya.

"Kenapa mangap gitu? Kamu kesambet apa?" tanya Malvin datar membuat Auri mengatupkan mulutnya. Lalu kembali makan dengan kalem.

Seusai makan dan beres-beres. Mereka berkumpul ke ruang tamu.

"Kalau gitu saya duluan Tante." Richel bangkit lebih dulu mencium punggung tangan Ibu Maharani lalu ia menatap Bang Kai. "Kai," lanjutnya, tanpa embel-embel 'Mas' karena tau usia Bang Kai seumur Gibran.

Baru saja ia ingin pamit dengan pemilik rumah, tapi suara Ibu Maharani mengintrupsinya.

"Pulang bareng siapa?"

"Mau pesen taksi, Tante."

"Eh enggak usah. Biar Kai yang anterin kamu." Sontak Bang Kai melotot kaget pada Ibu Maharani.

Love Makes CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang