Auri keluar dari kamar mandi, menyusul Malvin. Ingin meminta maaf karena ia telah lancang mencium suaminya itu tanpa meminta izin. Langkahnya terhenti melihat Malvin yang berada di balkon.
Terlihat Malvin berjalan mondar mandir dan tubuhnya bergetar mungkin karena kedinginan karena di luar masih hujan dan pakaiannya belum di ganti.
"Mas..."
Auri hendak mendekati Malvin, tapi terhenti saat Malvin berbicara dengan ponsel yang berada di telinga.
"Halo... Richel... aku..." Perkataan Malvin berhenti saat matanya menangkap sosok Auri.
Keduanya saling bertatapan.
"Malvin... kamu kenapa?!" Suara Richel yang terdengar khawatir menyentak Malvin.
Malvin tidak menjawab, ia berjalan tergesa-gesa keluar dari kamar, tanpa menatap Auri lagi.
Auri jatuh duduk bersimpuh dan memukul dadanya berkali-kali untuk menghentikan denyutan sakit di dalam sana. Auri menangis tanpa suara.
Sangat sakit....
Begitu sakit...
Perasaannya tercabik-cabik...
Sungguh, Malvin selalu tau caranya menghancurkan driinya hingga lebur tak tersisa.
Auri menangis pilu, menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya.
Masih segar di ingatan Auri, dimana beberapa jam yang lalu Malvin menghampirinya lalu memasangkan jaket, kemudian meminta dirinya menemani suaminya itu.
Mengajaknya pergi besok. Menghabiskan waktu berduaan.
Apakah itu semua kemauan Malvin sendiri?
Atau hanya kemauan Mami?
Seperti yang dikatakan Malvin, jika Malvin menyusulnya ke sini karena Mami.
Auri menangis sejadi-jadinya berharap rasa sakitnya menghilang jika menangis seperti ini.
Malvin benar-benar keterlaluan!!
Apa suaminya itu merasa bersalah, jadi tadi ia tidak membalas ciumannya dan segera menelepon Richel.
Jadi...
Malvin menyukai Richel?
Auri menatap nanar pintu kamar.
*****
Auri mengerjapkan matanya beberapa kali. Matanya perih, efek menangis semalam serta seluruh tubuhnya pegal. Dan ia baru tersadar jika tertidur di atas lantai yang dingin. Auri semakin marah pada Malvin, apakah suaminya itu tak punya hati sehingga tak menggendongnya naik ke tempat tidur atau kalau Malvin tak ingin menggendongnya, sebaiknya Malvin membangunkannya agar ia tak tidur di lantai.
Dengan malas ia beringsut duduk lalu mengedarkan matanya. Mencari sosok Malvin yang tak ia temukan. Kemudian, ia tak melihat keberadaan tas punggung Malvin yang di letakkan di sebelah sofa semalam.
Jangan-jangan Malvin meninggalkannya?
Lalu bagaimana rencana mereka berdua tentang pulang besok saja?
Pintu kamarnya di ketuk membuatnya membuka dan terlihat Baim berdiri.
"Pagi Mbak!" sapa Baim ceria. Senyumnya luntur melihat Auri yang begitu kacau.
"Engh... Mbak Auri gak pa-pa?" tanya Baim khawatir yang di gelengi Auri.
"Yang lain sarapan di bawah Mbak, gue disuruh manggil Mbak," jelas Baim yang diangguki Auri.
Baim terlihat ingin berbicara lagi, namun tak segera diutarakan.
"Tunggu bentar," ujar Auri hendak menutup pintu, namun di tahan Baim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Crazy
ChickLit》Love Makes Series 4《 • • • Hari itu merupakan hari tersial bagi sosok Auristela Darakutni. Ia mengalami kecelakaan hingga mengalami patah tulang di bagian kaki. Hari itu dalam keadaan sadar saat berada di rumah sakit, ia meraung sakit menangis hist...