21. Kembali Ke Realita

10.5K 1.1K 31
                                    

Auri sungguh bahagia. Ia bisa kembali menikmati hari-harinya seperti biasa setelah kakinya pulih kembali. Salah satu hal yang ia nanti-nanti semenjak ia rehat hampir setahun ini adalah pekerjaannya.

Bekerja sebagai fotografer dan memiliki studio sendiri serta beberapa anggota yang membantunya dalam pekerjaan.

Walau keputusannya untuk kembali ke pekerjaannya sempat ditentang Pak Darakutni karena gara-gara pekerjaannya inilah ia kecelakaan beberapa bulan yang lalu, namun ia tetap mempertahankan keputusannya dan membangkang.

Melupakan segala janjinya saat ia kecelakaan dulu yang tidak ingin lagi membangkang.

Rejeki anak soleh tak akan pernah kesasar. Baru menjalankan kembali pekerjaannya, ia sudah mendapat banyak permintaan. Baik itu foto pre-weeding hingga diminta ke acara resepsi pernikahan.

Bekerja sama dengan Laras pastinya membuatnya banyak pesanan. Dan salah satu kliennya membuatnya girang bukan main.

Adik sepupu Malvin yang menyewa jasa foto serta video untuk seluruh rangkaian acara pernikahan.

Jika biasanya ia tampil biasa saja jika melakukan pekerjaannya, tapi sekarang tidak. Ia tampil anggun dengan balutan gaun selutut serta rambut panjangnya ia gelung ke atas hingga menampilkan lehernya yang mulus. Tidak lupa dengan poninya yang menutupi kening lebarnya.

Para anggota tim pekerjaannya melongo dan bertanya-tanya kenapa dengan dirinya yang baru kali ini tampil seanggun.

"Gimana? Gue cantik, kan?" tanya Auri tertawa geli. Ia satu-satunya wanita dalam tim pekerjaannya. Lima pria yang menatapnya hanya tertawa merespon perkataan Auri.

"Lebih cantik lagi kalau lo sibak poni lo," timpal Yohanes, yang paling tua di antara mereka. Merupakan videografer serta editor. Lagi-lagi mereka tertawa, kecuali Auri yang mendengus kesal.

"Gue potong gaji lo ya, Bang!" ancam Auri mereka memasang wajah pura-pura takut lalu tertawa.

"Udah ah! Kalian kerja-kerja!" Suruh Auri.

"Lo gak kerja, Ri?" tanya Jerry.

"Enggak! Gue kan Bos. Cuma ngontrol kalian," ujarnya dengan nada bossy. Semuanya mendengus, lalu mengambil pekerjaan masing-masing.

Auri mengedarkan pandangannya. Menatap satu per satu tamu undangan.

Hal yang ia cari pertama kali adalah Laras. Pasti wanita itu ada di sini sekarang, mengingat jika W.O. acara saat ini adalah Laras.

Mata Auri sontak berbinar melihat Laras atau lebih tepatnya pria yang berdiri di sebelah Laras.

Kakinya yang hendak ia ayungkan, ia tahan secepatnya. Menimbang apakah ia menghampiri Laras atau tidak. Karena saat ini bukan hanya Laras dan Malvin yang ada di sana, tapi juga beberapa pria lain.

Seketika ia menjadi anak gadis yang punya malu jika disuruh ibu membeli sesuatu di warung dan ketika hampir tiba di warung tersebut banyak lelaki yang nongkrong membuatnya berubah haluan kembali ke rumah.

Saat hendak memutar tubuhnya, namun panggilan yang ditujukan untuknya mengurungkan niatnya.

"Auri!!"

Laras melambaikan tangan. Wanita yang perutnya sedikit membuncit itu melambaikan tangan padanya serta diiringi senyuman lebar. Beberapa pasang mata yang berada di dekat Laras menatapnya, serta mata sipit yang datar itu pun ikut menatapnya.

Auri semakin berdebar ditatap seperti itu. Ia tersenyum kaku, sembari melangkah pelan mendekati kumpulan orang-orang yang ia duga teman-teman Malvin.

"Hai Kak Laras... Hai semuanya," sapa Auri ramah pada mereka satu per satu lalu pandangannya berakhir pada Malvin. "Hai Mas Dokter." Sontak sapaan terakhirnya mendapat sorakan membuat Malvin mendengus.

Love Makes CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang